Liputan6.com, New Delhi - Orang-orang di negara bagian Benggala Barat, India, memberikan suara pada tahap akhir pemilihan meskipun kasus COVID-19 masih melonjak.
Antrian panjang terlihat di luar tempat pemungutan suara, meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran virus lebih lanjut di tengah gelombang kedua yang mematikan.
Mengutup BBC, Jumat (30/4/2021), para ahli khawatir Benggala Barat bisa menjadi pusat penyebaran virus COVID-19 berikutnya.
Advertisement
Kasus naik sebanyak 17.000 pada Rabu (28/4) dan menjadi rekor di negara bagian tersebut.
Secara total, India melaporkan 379.257 infeksi baru pada hari Kamis, total kasus harian tertinggi di dunia.
Negara itu juga melaporkan 3.645 kematian akibat virus corona.
Benggala Barat telah melakukan tujuh fase pemungutan suara. Negara bagian tersebut merupakan salah satu dari sedikit di mana Perdana Menteri Narendra Modi tidak memiliki mayoritas kursi parlemen.
Ada banyak kritik bahwa dia terus mengadakan aksi unjuk rasa besar di sana bahkan ketika virus mulai membanjiri negara itu.
Koresponden BBC di daerah itu, Amitabha Bhattasali, mengatakan beberapa demonstrasi terbesar, termasuk yang dihadiri oleh Modi, melihat kerumunan orang yang tidak memakai masker atau menjaga jarak antara satu dengan yang lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Situasi COVID-19 Terkini di India
Situasi akibat COVID-19 di India saat ini sangat tidak terkendali.
Rumah sakit kewalahan, pasokan oksigen sangat rendah dan krematorium beroperasi tanpa henti. Korban tewas secara keseluruhan secara resmi melampaui 200.000 pada hari Rabu, meskipun para ahli percaya jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Pemerintah telah mengatakan bahwa semua orang dewasa akan memenuhi syarat untuk vaksinasi COVID-19 mulai 1 Mei, dengan pembukaan pendaftaran online mulai 28 April.
Tetapi orang-orang di media sosial mengeluh bahwa mereka tidak dapat memperoleh slot karena situs web tersebut eror segera setelah dibuka.
Sejauh ini, India telah memvaksinasi petugas kesehatan, pekerja garis depan, dan orang dewasa yang berusia di atas 45 tahun.
Tetapi kurang dari 10% populasi telah menerima suntikan awal dan ada kekhawatiran tentang memenuhi permintaan.
Meskipun India adalah salah satu produsen vaksin terbesar di dunia, India belum memiliki stok untuk sekitar 600 juta orang yang akan memenuhi syarat mulai 1 Mei.
Advertisement