Mekatronika Jadi Solusi Pelajaran untuk Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memiliki Program Mekatronika pada Program Studi Teknik Elektro yang berada di Fakultas Teknologi Industri (FTI).

oleh Reza pada 30 Apr 2021, 18:00 WIB
Mekatronika Jadi Solusi Pelajaran untuk Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

Liputan6.com, Jakarta Perpaduan teknologi dengan industri mendorong perubahan revolusi industri secara signifikan. Hal itu merujuk ke memproduksi barang sebuah industri. Dalam hal itu, terciptanya Revolusi Industri 4.0. Implementasi industri 4.0 tidak hanya memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam mendorong kebijakan industri manufaktur saat ini, namun juga mampu mengubah berbagai aspek kehidupan peradaban manusia. 

Artinya, segala hal yang berkaitan dengan produktivitas manusia bisa berjalan lebih efektif dengan memanfaatkan perpaduan teknologi. Revolusi generasi keempat kini tak sekadar dibicarakan, dipersiapkan, atau diperdebatkan. Warga dunia mulai menerapkannya karena perubahan zaman yang memang tak terhindarkan. 

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, pekerjaan konvensional yang mengandalkan tenaga manusia mau tak mau tergantikan oleh pekerjaan baru yang tidak terpikirkan nalar. 

Teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan, robot, blockchain, nanotechnology, komputer kuantum, bioteknologi, Internet of Things, Printer 3D, dan kendaraan otonom digunakan untuk mendukung kinerja dan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala bidang.

Selain itu, semua aktivitas manusia akan dipengaruhi oleh hal-hal yang berbau digital mulai dari memesan makanan, membeli baju, membeli tiket pesawat, memesan kamar hotel, mengontrol pemakaian listrik di rumah, dan yang lain sebagainya adalah contoh hal-hal keseharian yang bisa dilakukan secara digital.

Meski saat ini, kita tidak tahu sejauh mana revolusi keempat ini akan berdampak mengingat era Society 5.0 pun mulai riuh diperbincangkan. Nantinya, manusia dipaksa beradaptasi dan mempelajari cara kerja sistem otomasi yang ada di industri.

Ada yang melihat revolusi ini sebagai ancaman (disruption) terhadap tatanan yang sudah berjalan dimana tenaga manusia semakin tidak dibutuhkan. Namun tak bisa dimungkiri, ada yang melihatnya sebagai peluang akan munculnya jenis pekerjaan baru. Lantas, bagaimana kita harus bersikap?

Mekatronika

Menjawab peluang dan tantangan tersebut, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) memiliki Program Mekatronika pada Program Studi Teknik Elektro yang berada di Fakultas Teknologi Industri (FTI). Mekatronika lahir pada 31 Maret 2015 dan pada Mei 2018 telah meraih akreditasi B.

“Sudah sewajarnya Mekatronika jadi pilihan. Era industri 4.0 atau yang sekarang sedang ramai adalah Society 5.0, skill seseorang itu mesti luas. Untuk mereka yang suka membuat sistem otomasi, manufaktur, dan bertahan bahkan bersinar di industri disarankan masuk Mekatronika, khususnya di Unpar,” tutur Dosen Mekatronika, Dr. Christian Fredy Naa, S.Si., M.Si., M.Sc.

Menurut Christian, Mekatronika menjadi salah satu solusi dan jawaban, terutama dalam memperlengkapi mahasiswa dan atau calon mahasiswa untuk menghadapi era industri maupun Society 5.0. 

Mempelajari Mekatronika, mahasiswa nantinya akan belajar langsung tiga disiplin ilmu, mekanika, elektronika, dan informatika. Di Unpar, lanjut dia, para pengajar menekankan pada kemampuan mahasiswa dalam hal mendesain sistem yang bisa membantu pekerjaan manusia.

“Kami punya semangat bahwa apa yang dipelajari di kampus bisa relevan ketika mereka terjun ke dunia pekerjaan. Respons dari kampus adalah mengajarkan yang memang sesuai dengan dunia industri,” ucapnya.

Di Program Mekatronika Unpar, mahasiswa akan belajar sebanyak 46 persen mata kuliah yang berhubungan dengan elektronika, 26 persen berhubungan dengan mesin, 21 persen teknik kendali, dan 7 persen teknik informatika. 

Dengan belajar di Program Mekatronika Unpar, mahasiswa akan banyak membuat project yang berhubungan dengan mata kuliah, kegiatan kemahasiswaan serta tentunya kerja praktik dan tugas akhir. 

“Peluang kami banyak yang sifatnya open ended project. Tidak full template mata kuliah, tetapi mahasiswa bisa mengeksplorasi interest-nya di bidang apa. Kami punya banyak program yang bisa mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri,” kata Christian.

Paket lengkap yang dipelajari dalam Mekatronika menjadikan seorang lulusan Mekatronika dapat bekerja di pekerjaan multidisiplin. Baik yang melibatkan keilmuan elektro, mesin, teknik kendali, dan informatika. Lebih lanjut, seorang lulusan Mekatronika pun dapat bekerja di industri manufaktur, jasa konsultan dan wirausaha berbasis teknologi (technopreneur).

“Peluang karier tentu lebih luas karena kemampuannya yang sudah lengkap. Apalagi Indonesia sudah mulai maju industrinya, mulai bisa membuat alat-alat otomasi sendiri. Apapun tuntutan (dunia kerja), rasanya skill tersebut bisa menjawab,” ujarnya. 

Di usianya yang masih tergolong muda, Program Mekatronika Unpar memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi pada era revolusi industri 4.0 dan tentunya bisa menjawab peluang dan tantangan lebih besar memasuki era Society 5.0. 

Melalui kegiatan pembelajaran, kemahasiswaan, dan pengabdian masyarakat, lulusan Mekatronika Unpar diharapkan menjadi pioneer dari keilmuan Mekatronika yang terbilang masih sedikit di Indonesia.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya