Dari Takziah hingga Mudik, Klaster Baru Covid-19 Bermunculan di Sejumlah Daerah

Klaster baru Covid-19 bermunculan di sejumlah daerah di Indonesia dalam sepekan terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi Covid-19 (ShutterStock/Photoroyalty)

Liputan6.com, Jakarta - Klaster baru Covid-19 bermunculan di sejumlah daerah di Indonesia dalam sepekan terakhir. Kementerian Kesehatan menyebut, perilaku abai terhadap protokol kesehatan menjadi pemicu utamanya.

"Pekan ini muncul berbagai klaster, seperti perkantoran, buka puasa bersama, tarawih di Banyumas, mudik di Pati hingga takziah di Semarang," katanya, Jumat (30/4/2021).

Siti Nadia mengatakan, kemunculan kluster baru sangat mengkhawatirkan sebab tingkat penyebaran virus yang bersifat masif sehingga jumlah warga yang positif terinfeksi Covid-19 meningkat dalam waktu singkat.

Situasi itu, katanya, bisa terjadi karena dalam waktu yang singkat terjadi interaksi tanpa menjalankan protokol kesehatan yang tepat.

Siti Nadia mengatakan terdapat tiga faktor utama pemicu kluster baru, di antaranya kelalaian masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.

"Terutama saat melaksanakan ibadah tarawih berjemaah," katanya.

Contohnya, seperti yang terjadi pada klaster Covid-19 di Banyumas, Jawa Tengah. Kemenkes melaporkan sebanyak 51 peserta tarawih dinyatakan tertular Covid-19.

"Sebanyak 51 orang ini tertular saat salat tarawih di dalam dua masjid yang berbeda dan terpapar Covid-19 setelah ada satu jemaah yang sudah positif tetap memutuskan salat berjemaah," katanya.

Siti Nadia berpesan agar kebijakan relaksasi yang diberikan pemerintah terhadap aktivitas ibadah tetap diiringi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan secara ketat.

Faktor kedua, kata Siti Nadia, adalah aktivitas buka puasa bersama. "Pada prinsipnya makan dan berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus ini," ujarnya.

Faktor ketiga, akibat adanya klaster lain termasuk perkantoran, takziah, hingga aktivitas mudik bersama.

"Tentunya kembali harus dilakukan dengan protokol kesehatan untuk kita mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya