Liputan6.com, Jakarta Provinsi Jawa Timur dan Kepri menandatangani nota kesepahaman dalam rangka peningkatan kerjasama perdagangan. Acara ini dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Ansar Ahmad selaku Gubernur Kepri.
Khofifah mengatakan kesepakatan perdagangan kedua daerah akan terus berkesinambungan ke berbagai sektor lainnya.
Advertisement
“Saya berharap silahturrahmi ini tidak hanya terbatas pada perdagangan saja, tetapi juga sektor lainnya. Diharapkan kerja sama ini mampu membangun sebuah sinergitas dan penguatan kapasitas para pelaku usaha kedua daerah,” ungkap Khofifah di hadapan para pengusaha Kepri dan Jatim, Jumat (30/4/2021).
Khofifah mengatakan, provinsi Kepri merupakan daerah yang memiliki potensi besar dari segi geografisnya karena berbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Mempunyai kawasan industri yang lebih banyak dan luas dari Jawa Timur. Sementara Jawa Timur lebih punya banyak perusahaan industri dibanding jumlah kawasan industri.
Kondisi tersebut bisa menjadi peluang besar bagi Jawa Timur untuk berinvestasi di Batam. Maka itu, Gubernur Khofifah juga berharap Gubernur Kepri Ansar Ahmad melakukan kunjungan balasan ke Jawa Timur untuk melihat langsung keunggulan-keunggulan perdagangan dan industri di sana.
Tidak itu saja, Gubernur Khofifah berharap ada kerjasama dalam peningkatan SDM ASN yang unggul dan profesional. Berhubung saat ini Jawa Timur ditetapkan oleh Kemenpan-RB sebagai Coorporate University bersama Jawa Barat.
“Kami juga siap menjadi mitra Badan Pengembangan SDM (BPSDM) ASN di provinsi seluruh Indonesia untuk menghasilkan ASN yang unggul dan profesional, produktifitas dalam capaian kinerja sehingga rupiah yang dibelanjakan terukur capainnya serta manfaatnya bisa dirasakan masarakat,” tutupnya.
Sebelum meninggalkan lokasi acara, Gubernur Ansar dan Gubernur Khofifah menyambangi display para UMKM yang ada di lokasi acara. Gubernur Khofifah memuji produk-produk unggulan Kepri, seperti batik, kerupuk ikan dan kerajinan.
Kerupuk ikan tenggiri bahkan diborong oleh Khofifah untuk di bawa pulang. Ia sempat menyampaikan pujian atas kemasan (packingan) yang bagus dan menarik serta dilengkapi dengan izin MUI.
Di tempat yang Sama Gubernur Kepri Ansayar Akhmad berharap kerjasama berkelanjutan nanti tidak hanya pada sektor perdagangan, tetapi juga investasi dan industri. Bahkan pada pembangunan berkelanjutan.
“Kami berharap kesepakatan kerjasama ini tidak hanya di sektor perdagangan saja tetapi juga untuk sektor investasi dan industri. Sebab setiap Kabupaten Kota di Kepri mempunyai keistimewaan masing-masing. Bahkan kami berharap berkelanjutan pada pembangunan lainnya,” tutur Ansar Ahmad.
Keunggulan Batam
Untuk keistimewaan setiap Kabupaten/Kota, Gubernur Ansar menjelaskan seperti Kota Batam unggul di sektor industri galangan kapal, jasa pelabuhan, pergudangan, offshore dan elektronik. Ditambah lagi Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yakni kawasan bebas pajak.
Kabupaten Karimun dikembangkan menjadi kawasan industri galangan kapal, industri oil tanking, refainare oil, pertambangan granit dan industri perikanan.
Sementara Kabupaten Bintan untuk pengembangan pusat pariwisata, industri pengolahan bahan makanan dan pengolahan hasil pertambangan seperti alumina.
“Kota Tanjung Pinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepri sedang dikembangkan sebagai pusat industri halal, pariwisata kuliner dan pariwisata religi serta sejarah,” kata Ansar.
Sedang untuk Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga selain pariwisata, juga akan dikembangkan industri perikanan.
Keunggulan tersebut, tutur Ansar ditambah dengan posisi geografis Kepri yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura sehingga membuat pertumbuhan ekonomi Kepri melaju pesat.
Khusus untuk sektor perdagangan yang selama ini sudah terjalin antara Batam ke Jawa Timur, nilainya mencapai Rp565,5 miliar. Sedang nilai sektor perdagangan Jawa Timur ke Batam mencapai Rp6,8 triliun dengan bidang perdagangan yang sama yakni pipa, crude palm oil, elektronik, bisnis hewan dan tumbuhan.
“Sebelum pandemi Covid-19, angka pertumbunan ekonomi Kepri di atas rata-rata nasional, mencapai 7,2 persen. Saat Covid-19 melanda, pertumbuhan ekonomi Kepri terkontraksi minus 6,6 persen pada Tahun 2020. Pada April 2021 sudah mulai ada perbaikan sehingga menjadi minus 3,8 persen. Saya menargetkan, pada akhir 2021 ini pertumbuhan ekonomi Kepri bisa mencapai 3,5 persen hingga 5,6 persen,” jelas Ansar.
Advertisement