Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat (30/4) memberlakukan pembatasan perjalanan baru dari India dengan adanya lonjakan COVID-19 di negara tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (1/5/2021) pembatasan itu melarang sebagian besar warga negara non-AS dari India memasuki AS.
Advertisement
Pembatasan baru, yang berlaku pada pukul 12:01 pada 4 Mei, dikeluarkan atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Aturan ini juga diberlakukan karena "besarnya dan pandemi COVID-19 di India sedang melonjak," kata Gedung Putih.
Kedutaan Besar India di Washington belum memberikan komentara terkait pembatasan perjalanan itu.
Biden pada Jumat (30/4) menandatangani proklamasi yang menerapkan pembatasan, yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters.
Proklamasi itu mengatakan bahwa India "memiliki lebih dari sepertiga kasus baru secara global. Ditambahkan juga bahwa "tindakan proaktif diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat negara dari para pelancong yang memasuki AS" dari India.
Pada Januari 2021, Biden mengeluarkan larangan serupa pada sebagian besar warga negara non-AS yang memasuki negara yang beberapa hari sebelumnya berada di Afrika Selatan.
Presiden ke-46 AS tersebut juga memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.
China dan Iran juga termasuk dalam aturan tersebut.
Aturan tersebut berarti sebagian besar warga negara non-AS yang telah berada di salah satu negara yang disebutkan dalam 14 hari terakhir, tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke AS.
Sementara itu, aturan ini tidak mencakup penduduk tetap AS dan anggota keluarga serta beberapa warga negara non-AS lainnya, seperti pelajar.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
India Laporkan 386.452 Kasus Baru COVID-19
Berada di posisi kedua setelah AS dalam total infeksi COVID-19, India telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru setiap harinya selama sembilan hari berturut-turut.
Kelonjakan kasus COVID-19 menandai rekor global lain, dengan tambahan infeksi sebesar 386.452 pada Jumat (30/4).
Total kematian akibat COVID-19 di India telah melampaui 200.000 jiwa dan kasus mendekati 19 juta.
Pakar medis menyebutkan bahwa jumlah asli kasus COVID-19 di India mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi.
Selain AS, negara lain juga telah memberlakukan pembatasan perjalanan dari India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura.
Sementara Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru telah menangguhkan semua perjalanan komersil dari India.
Pada 28 April, Gedung Putih mengumumkan kiriman pasokan medis dari AS senilai lebih dari US$ 100 juta ke India untuk membantu negara itu menangani lonjakan COVID-19.
Bantuan medis itu termasuk tabung oksigen, masker N95 dan tes diagnostik cepat.
AS juga telah mengalihkan pesanan pasokan vaksin COVID-19 AstraZeneca ke India, yang akan memungkinkannya membuat lebih dari 20 juta dosis vaksin COVID-19, menurut Gedung Putih.
Advertisement