Liputan6.com, Jakarta - Media sosial seperti TikTok tidak hanya bisa untuk membuat beragam konten menarik dan menghibur, tapi juga bisa menyelamatkan usaha restoran. Hal itu dilakukan oleh seorang remaja berusia 17 tahun bernama Andrew Kim. Semua itu berawal saat Kim yang tinggal di Minnesota berkunjung ke restoran kakeknya di Dallas, Texas.
Dilansir dari Now This News, 23 April 2021, pria keturunan Asia ini kaget mendapati restoran kakeknya yang sangat sepi. Saat ia sampai di restoran bernama Sushiya tersebut, sama sekali sedang tidak ada pengunjung.
Baca Juga
Advertisement
Setelah berbincang dengan sang kakek, ia baru tahu kalau restoran yang sudah berusia 14 tahun itu di ambang kebangkrutan. Sejumlah pegawai sudah dirumahkan karena sepinya pengunjung.
Penyebabnya bukan hanya pandemi, tapi juga diyakini karena sejumlah kasus kekerasan terhadap warga keturunan Asia di Amerika Serikat yang tiba-tiba marak terjadi di awal tahun ini. Hal itu membuat pengunjung khawatir untuk datang.
Andrew tergabung dalam komunitas Stop AAPI Hate. AAPI mengacu pada Asia America Pacific Island, yaitu warga keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik yang tinggal di Amerika Serikat.
Berkat aktivitasnya itu, Andrew punya banyak pengikut di media sosial. Ia punya lebih dari 600 ribu pengikut di TikTok. Andrew pun memanfaatkan akun TikTok miliknya untuk menyelamatkan usaha restoran sang kakek.
Pada 19 Maret 2021, ia membagikan video tentang restoran Sushiya yang menjual makanan khas Jepang seperti sushi, teriyaki, tempura dan nasi goreng. Video promosi restoran itu ternyata viral dan sudah ditonton lebih dari 5,9 juta kali.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Bagian dari Keluarga
"Aku mengunggah video itu di hari Jumat. Besoknya, kakek menghubungi aku dan katanya restorannya langsung penuh pengunjung," ujar Andrew.
Saking ramainya, kakeknya kembali mempekerjakan para pegawai yang tadinya sudah dirumahkan. "Aku memang yakin ini akan berhasil, tapi tidak menyangka kalau dampaknya bisa sebesar ini," imbuh dia.
Andrew mengatakan restoran tersebut masih tetap ramai. Ia mengaku sangat senang karena Sushiya sudah dianggapnya sebagai bagian dari keluarga.
"Aku juga dibesarkan lewat restoran ini, jadi ini sangat berarti bagiku dan keluargaku," lanjutnya.
Usaha Andrew Kim mendapat banyak pujian dari warganet. Sejumlah warganet juga menuliskan kalau seperti itulah seharusnya manfaat utama dari penggunaan media sosial.
Andrew sepertinya sudah terbiasa menggalang dana maupun dukungan melalui media sosial. Sebelum membuat video untuk restoran kakeknya, ia dan seorang temannya, Nathan Kim, juga pernah membuat video konser di media sosial. Mereka berhasil mengumpulkan dana sekitar 2 ribu dolar AS untuk membantu organisasi Stop AAPI Hate.
Advertisement