Liputan6.com, Bandung - Kisah Susan (31), guru honorer asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang disebut mengalami lumpuh dan gangguan penglihatan usai vaksinasi Covid-19 memantik kepedulian berbagai kalangan. Salah satunya dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat dan komunitas pendidikan.
Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi menuturkan, pihaknya akan menyediakan tempat tinggal sementara untuk Susan di Bandung. Rumah tersebut untuk mempermudah guru honorer di SMAN 1 Cisolok Sukabumi itu menjalani rawat jalan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) setiap pekannya.
Baca Juga
Advertisement
"Jaraknya kan begitu jauh dari Sukabumi ke Bandung. Akhirnya, dinas memberikan solusi untuk menyediakan kontrakan di Bandung yang berdekatan dengan lokasi RSHS sehingga kontrol rawat jalannya dekat," kata Dedi dalam keterangannya, Sabtu (1/5/2021).
Menurut Dedi, rumah kontrakan tersebut diberikan secara cuma-cuma bagi Susan dan keluarganya selama masa pemulihan dan kontrol ke RSHS Bandung.
"Sekarang lagi diurus (kontrakannya). Mudah-mudahan secepatnya, supaya dia juga bisa tenang juga tidak perlu memikirkan yang lainnya," kata Dedi.
Selain menyiapkan rumah sementara, Disdik Jabar dan komunitas pendidikan pun menggalang donasi untuk guru Susan agar meringankan biaya selama proses rawat jalan.
"Secara bergiliran dari komunitas pendidikan menggelar donasi untuk membantu meringankan biaya hidup rawat jalan selama di Bandung yang dikoordinir oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Kabupaten Sukabumi," tutur Dedi.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Audit
Sebelumnya, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) sudah menerima laporan terkait kelumpuhan dan kebutaan yang dialami guru SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi yang terjadi usai vaksinasi COVID-19. Setelah menerima laporan, Komnas KIPI bersama Komisi Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat akan melakukan audit.
"Nanti siang jam 15 akan dilakukan audit Komnas KIPI beserta Komda KIPI Jabar," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari.
Hindra berharap data-data terkait kasus ini lengkap sehingga bisa diketahui penyebabnya. Namun, Hindra menduga kondisi lumpuh dan buta yang dialami guru bernama Susan Atela itu tidak terkait dengan vaksin COVID-19 yang disuntikkan ke tubuh.
"Kelihatannya tidak terkait," kata Hindra kepada Liputan6.com via teks pada Jumat (30/4/2021).
Advertisement
Belum Dipastikan Akibat Vaksinasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, belum bisa memastikan kebutaan dan kelumpuhan yang dialami Susan akibat vaksinasi COVID-19.
"Kami belum bisa memastikan penyebab kebutaan dan kelumpuhan yang dialami guru SMAN 1 Cisolok itu akibat setelah menjalani vaksinasi atau bukan, karena saat ini kasus tersebut masih ditangani oleh para ahli dan dokter di RSHS Bandung," kata Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi Harun Al Rasyid mengutip Antara.
Kasus kelumpuhan dan kebutaan terjadi usai menerima vaksinasi tersebut sudah ditangani. Mengenai apakah kondisi yang diderita Susan akibat vaksin atau penyakit masih dalam proses penelitian tim ahli.
Saat ini, pihak dari Pokjak KIPI masih melakukan investigasi atas kejadian ini, karena disfungsi beberapa bagian tubuh yang dialami Susan setelah ia menjalani vaksinasi tahap II sekitar satu bulan yang lalu.
Maka dari itu, sebelum ada hasil dari investigasi yang dilakukan Pokja KIPI pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk memberikan keterangan apakah yang dialami Susan seperti sekarang ini akibat vaksin atau lainnya.
"Kami akan adakan konferensi pers setelah ada hasil investigasi, sampai saat ini pun petugas Dinkes dan puskemas tetap melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan Susan," tambah Harun.