Cara Pemprov Bali Dukung Pengobatan Tradisional Warisan Leluhur

Pemprov Bali melalui Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace mengatakan mendukung upaya masyarakat dalam melestarikan pengobatan tradisonal atau praktek pangusada Bali.

oleh Dewi Divianta diperbarui 02 Mei 2021, 14:00 WIB
Wagub Bali, Cok Ace Apresiasi Masyarakat yang Lestarikan Pengobatan Tradisional (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bali - Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengatakan mendukung pengobatan tradisional dan praktek pangusada Bali. Mengingat Bali terkenal akan pengobatan yang sudah diwariskan secara turun temurun.

“Pengobatan tradisional kita atau Usada Bali merupakan warisan secara turun temurun yang perlu dilestarikan. Keberadaan pengobatan tradisional ini nanti kita harapkan bisa mengimbangi obat tradisional dari luar seperi dari China ataupun Korea,” ujarnya di Denpasar Bali, Sabtu (1/5/2021).

Ia juga berharap keberadaan pengusaha obat tradisional lebih diperhatikan lagi ke depannya. “Agar tidak terjadi kompetisi yang kurang sehat, perlu dibentuk perkumpulan atau asosiasi yang mewadahi para pengusaha obat tradisional ini,” ujar dia.

Bahkan, ke depan jika memungkinkan ia juga berharap agar dibentuk koperasi yang bisa menghubungkan antara pengusaha dengan petani setempat.

Tokoh Puri Ubud ini juga menghimbau para pengusaha untuk selalu menggunakan dan menonjolkan bahan baku dari daerah masing-masing. Hal ini juga bisa membantu para petani setempat dalam memasarkan produk mereka.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Bali Miliki Bahan Obat Tradisonal Terbaik

Staf ahli Gubernur Bali Bidang Permukiman dan Sarana Prasarana Wilayah I Dewa Putu Eka Wijaya Wardana menyampaikan tujuan mengangkat pengobatan tradisional karena menurutnya Bali mempunyai potensi pengobatan yang luar biasa jika dikembangkan.

“Selama ini obat tradisional yang dikenal masyarakat dari China atau Korea, sekarang kita kembangkan potensi kita,” ujar dia.

Menurutnya, ke depan pihaknya akan mencoba membentuk lembaga atau asosiasi yang menghubungkan petani dan pengusaha obat.

“Nanti asosiasi yang akan menginformasikan kepada petani jika ada perusahaan obat yang membutuhkan bahan baku,” tuturnya.

Selain itu, ke depan potensi daerah juga akan dipetakan, sehingga masing-masing daerah punya tanaman karasteristik tersendiri seperti jahe akan dikembangkan di kabupaten Bangli.

“Jika nanti kita butuh jahe kelas satu, tinggal hubungi petani di Bangli, atau kunyit misalnya di Tabanan,” kata dia memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya