Liputan6.com, Jakarta - Analis memperkirakan harga emas akan mengikuti ekspektasi inflasi seiring dengan komoditas yang terus melonjak pada pekan depan. Untuk saat ini, pasar emas masih mengabaikan badai dari suku bunga rendah, pengeluaran pemerintah AS yang lebih banyak, dan ekspektasi inflasi yang meningkat.
"Harga emas berada dalam posisi yang baik untuk menembus di atas level USD 1.800. Kita masih mempertahankan target USD 1.900 untuk tahun ini," kata Kepal Strategi Global TD Securities, Bart Melek, kepada Kitco News, seperti dikutip pada Sabtu (1/5/2021).
Advertisement
Menurut Melek, ISM Manufacturing pada pekan depan sangat penting untuk dilihat. Secara umum, katanya, kejutan ke atas akan membuat ekspektasi inflasi lebih tinggi. Hal ini bisa mendorong suku bunga riil lebih rendah, yang akan menjadi katalisator bagus untuk emas.
"Pasar mulai percaya bahwa the Fed berkomitmen menjalankan ekonomi yang panas. Dan ketika inflasi bergerak lebih tinggi, kecil kemungkinan kita akan melihat kenaikan besar dalam imbal hasil, yang berarti bagus bagi emas," jelasnya.
Sebelum harga emas dapat bergerak di atas USD 1.800 secara berkelanjutan, pasar perlu diyakinkan bahwa AS akan melihat inflasi berkelanjutan, bukan hanya sementara. Ditambah, bagian lain dunia harus mulai pulih.
"Ini berarti dolar AS melemah selamanya," kataya.
Pasar saham yang kuat di tengah musim pendapatan juga menahan harga emas. Meskipun imbal hasil negatif, pasar ekuitas berkinerja sangat baik. Momentum di ekuitas harus sedikit melambat untuk membantu emas.
Mengenai pekan depan, Melek mengatakan bahwa rata-rata pergerakan harga emas dalam 100 hari berada di level USD 1.799 sedikit sulit. "Itu adalah level teknis yang cukup besar. Jika kita melewati 100 hari itu, saya tidak terkejut jika kita berdagang di sekitar USD 1.810," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Level Psikologis
Level psikologis penting USD 1.800 per ounce tampaknya tidak terjangkau untuk emas saat ini. Meskipun semua bergerak positif di seputar logam mulia saat ini.
"Dengan semua yang terjadi, emas harus lepas landas dan ternyata tidak. Komoditas meledak saat ini. Konstruksi AS sedang booming. Inflasi benar-benar akan datang, terutama dengan tagihan infrastruktur baru," tutur Presiden Phoenix Futures and Options LLC, Kevin Grady.
Ditambah lagi, begitu pemerintah mulai terlibat dengan tawaran konstruksi di seluruh AS, maka komoditas akan melonjak lebih tinggi. Menurut Grady, pemerintah AS bukanlah pembeli diskon.
"Ada inflasi, dan itulah mengapa emas harus naik lebih tinggi. Namun, masalah akan datang ketika pemerintah akhirnya menyadari bahwa tidak dapat mengendalikan inflasi setelah membiarkannya berjalan di atas 2 persen. Namun jika emas tidak menguat di lingkungan dimana kita melihat inflasi, apa yang akan terjadi ketika mereka menaikkan suku bunga?" jelasnya.
Grady pun menilai popularitas mata uang kripto yang membuat harga emas tidak bisa naik lebih tinggi. Bitcoin disebut telah mengalihkan perhatian investor dari emas.
Advertisement