Moderna Jadi Vaksin COVID-19 Kelima yang Dapat Izin Darurat WHO

WHO telah memberikan Emergency Use Listing bagi vaksin COVID-19 buatan Moderna pada Jumat pekan lalu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Mei 2021, 16:00 WIB
Botol bertuliskan "Vaksin COVID-19" terlihat di sebelah logo perusahaan biotek Moderna, Paris, Prancis, 18 November 2020. Vaksin COVID-19 buatan Moderna diprediksi segera lolos BPOM Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA). (JOEL SAGET/AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) resmi memasukkan vaksin COVID-19 Moderna ke dalam daftar penggunaan darurat atau Emergency Use Listing (EUL) pada Jumat pekan lalu.

Keputusan ini membuat vaksin Moderna menjadi vaksin COVID-19 kelima yang telah mendapatkan izin dari WHO.

"Tujuannya adalah untuk membuat obat-obatan, vaksin, dan diagnosa tersedia secepat mungkin demi mengatasi keadaan darurat," kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera pada Senin (3/4/2021).

Asisten Direktur Jenderal WHO Mariangela Simao mengatakan bahwa penting untuk menyediakan lebih banyak vaksin karena masalah pasokan, termasuk dari India yang merupakan sumber utama vaksin untuk COVAX.

India diketahui telah membatasi ekspor vaksin COVID-19 akibat krisis infeksi virus corona di dalam negeri, yang telah membebani sistem kesehatan negara tersebut.

Sementara untuk vaksin Moderna, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) WHO pada Januari lalu telah merekomendasikan penggunaannya bagi semua kelompok usia di atas 18 tahun.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Vaksin Corona Kelima dalam Daftar WHO

Pekerja mengemas box berisi vaksin Moderna COVID-19 untuk pengiriman di pusat distribusi McKesson di Olive Branch, Mississippi, AS, Minggu (20/12/2020). Pemerintah federal berencana selama seminggu mendistribusikan total 7,9 juta dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer Inc. (AP Photo/Paul Sancya, Pool)

Pada pekan lalu, Moderna juga mengumumkan rencana perluasan jaringan produksinya demi meningkatkan kapasitas hingga tiga miliar dosis di tahun 2022.

Mengutip The Guardian, pengumuman ini kemungkinan tidak akan berdampak langsung pada pasokan vaksin Moderna bagi negara berkembang, mengingat mereka telah membuat perjanjian dengan banyak negara kaya.

Stéphane Bancel, Chief Executive Moderna pada Jumat mengatakan mereka akan secara aktif berpartisipasi dalam diskusi dengan organisasi multilateral seperti COVAX, untuk membantu melindungi penduduk di dunia.

Sebelumnya, WHO telah memberikan EUL bagi beberapa vaksin COVID-19 yaitu buatan Pfizer/BioNTech, vaksin AstraZeneca-SK Bio, AstraZeneca-Serum Institute of India, dan Johnson and Johnson.

WHO juga tengah mengkaji vaksin COVID-19 dari Sinovac dan Sinopharm, dengan perkiraan keluarnya izin darurat dalam beberapa hari atau beberapa pekan mendatang.


Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya