Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada April 2021 mencapai 0,13 persen. Dengan angka ini maka inflasi tahun kalender Januari-April 2021 mencapai 0,58 persen dan inflasi tahun ke tahun 1,24 persen.
"Inflasi bulan April 2021 sebesar 0,13 persen," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam rilis BPS, di Kantornya Jakarta, Senin (3/5).
Advertisement
Dia mengatakan dari 90 kota IHK yang dipantau BPS ada 72 kota alami inflasi. Sementara sisanya 18 kota mengalami deflasi.
Dari 72 kota alami inflasi, tertinggi terjadi di Kotamobagu dengan inflasi 1,32 persen dan terendah terjadi di Yogyakarta 0,01 persen.
Kemudian dari 18 kota mengalami deflasi tertinggi tercatat di Jayapura dengan minus 1,26 persen dan terendah terjadi di Tanjungpadang dengan minus 0,02 persen.
Adapun komoditas yang menyumbang inflasi sebesar 0,13 persen ada komoditas daging ayam ras dengan adnil 0,06 persen.
Kemudian beberapa komoditas lain seperti minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan rokok, anggur, pepaya, rokok keretek filter dan ikan segar serta ayam hidup punya andil sebesar 0,01 persen.
Sementara komoditas yang menyumbang deflasi pada April 2021 yakni cabai rawit dengan andil sebesar minus 0,05 persen. Kemudian cabai merah dan bawang merah masing-masing minus 0,02 persen. Sedangkan beras, bayam, kangung, masing-masing minus 0,01 persen.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pandemi Covid-19 Bikin Angka Inflasi Sentuh Level Terendah Sepanjang Sejarah
Angka inflasi terus melandai selama pandemi Covid-19. Bahkan beberapa bulan sempat mencetak deflasi. Berdasarkan data dari situs Bank Indonesia inflasi pada Februari 2021 sebesar 1,38 persen, lebih rendah dibandingkan Februari 2020 sebesar 2,98 persen.
"Kondisi Indonesia inflasi umum menurun ke level terendah dalam sejarah," kata Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede dalam diskusi media bertajuk Sinergi Memperkuat Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Dia menilai penyebab inflasi yang terjaga rendah ini salah satunya permintaan kredit yang rendah. Sedangkan jumlah dana pihak ketiga (DPK) atau tabungan masyarakat terus meningkat.
"Inflasi masih rendah ada kaitannya dengan permintaan kredit rendah karena saving rate itu meningkat," ujarnya
Hal ini menunjukkan persepsi masyarakat mengantisipasi pandemi masih akan berlangsung dalam jangka waktu menengah dan panjang. CAD negara berkembang juga menurun karena kebanyakan bahan baku produksi dalam negeri berasal dari impor
"CAD negara berkembang juga menurun karena kebanyakan impor bahan baku. Jadi konsumsi lemah current account menurun," kata dia.
Meski begitu, Josua mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara berkembang dna negara maju. Kontraksi perekonomian nasional tahun 2020 jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
"Pertumbuhan ekonomi kita dibanding negara berkembang dan maju kita ini meskipun kontraksi, (itu) cukup baik," katanya.
Disiplin fiskal pun terjaga aman. Ini merupakan peran besar keputusan bersama antara Bank Indonesia sebagai standby buyer pembelian obligasi pasar sekunder dan primer untuk dorong pemulihan ekonomi.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement