Liputan6.com, Washington D.C - Menlu Amerika Serikat Antony Blinken menuduh China bertindak lebih agresif di luar negeri dan lebih represif di dalam negeri.
Dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS News, AS tidak ingin menahan China tetapi tidak akan membiarkannya merusak tatanan internasional berbasis aturan.
Advertisement
Dia mencatat bahwa konfrontasi militer sangat bertentangan dengan kepentingan kedua negara.
Ketegangan meningkat belakangan ini karena perdagangan, spionase, dan pandemi, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (3/5/2021).
Hubungan China-Amerika Serikat sangat penting bagi kedua belah pihak dan dunia yang lebih luas, dimana Beijing berulang kali menyerukan pemerintahan baru di Washington untuk meningkatkan hubungan yang sebelumnya memburuk di bawah pendahulu Presiden Joe Biden, Donald Trump.
Blinken mengatakan kepada CBS '60 Minutes bahwa Biden dan pemimpin China Xi Jinping telah berbicara tentang berbagai topik dalam percakapan telepon pertama mereka, yang berlangsung dua jam, pada Februari 2021.
"Presiden Biden menjelaskan bahwa di sejumlah bidang kami memiliki keprihatinan nyata tentang tindakan yang telah diambil China, termasuk di bidang ekonomi, dan itu termasuk kasus pencurian kekayaan intelektual," katanya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tudingan AS ke China
Biden berhenti menyebut China sebagai musuh meskipun AS menuduh Beijing mencuri ratusan miliar dolar dalam rahasia dagang dan kekayaan intelektual.
Presiden Biden, dalam pidato pertamanya di depan Kongres pekan lalu, menegaskan bahwa dia tidak mencari konflik dengan China.
Biden juga dia telah berbincang dengan Presiden Xi dan mengatakan; "kami menyambut persaingan" untuk menjadi kekuatan global yang dominan.
Advertisement