Simak Kumpulan Hoaks Seputar Ledakan Covid-19 di India

Berikut hoaks seputar serangan Covid-19 di India

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mei 2021, 21:00 WIB
Seorang pasien bernapas dengan bantuan oksigen yang disediakan oleh tempat ibadah Gurdwara, Sikh, di dalam sebuah mobil di New Delhi pada 24 April 2021. India mengalami kekurangan oksigen yang kritis di tengah badai infeksi Covid-19 yang menghancurkan sistem kesehatannya. (AP Photo/Altaf Qadri)

Liputan6.com, Jakarta- Penularan Covid-19 di India yang signifikan menyita perhatian banyak pihak, kondisi ini diperparah dengan penyebaran hoaks tentang kasus tersebut.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri sejumlah informasi seputar serangan Covid-19 di India, hasilnya sebagian informasi tersebut hoaks.

Berikut hoaks seputar serangan Covid-19 di India hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Foto Pembakaran saat India Diserang Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto pembakaran saat penyebaran Covid-19 India

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto pembakaran saat penyebaran Covid-19 India.

Klaim  foto pembakaran saat penyebaran Covid-19 India tersebut diunggah akun Twitter Ranjir Kumar Maity, pada 26 April 2021.Unggahan tersebut berupa foto yang menampilkan sejumlah titik api yang sebagian sudah menjadi bara dan sejumlah orang.

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"A total mismanagement by #Modi led Government in handling of Covid spread or making availability of sufficient oxygen and beds. Vishwaguru was #superspreader in the form of election rallies..#TMC200Paar#NoVoteToBJP#ModiOxygenDo #ModiDisasterForIndia"

Benarkah foto pembakaran saat penyebaran Covid-19 India? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, foto pembakaran saat penyebaran Covid-19 India tidak benar.

Foto tersebut memang prosesi pembakaran jenazah atau kremasi. Namun, perisitiwa dalam foto tersebut terjadi pada 2012 sebelum pandemi Covid-19 di India.

 

2. Reporter TV di India Ditusuk karena Menyiarkan Acara Kerumunan Mandi di Sungai Gangga

Kabar seorang reporter TV di India ditusuk hingga tewas karena menyiarkan acara kerumunan mandi di Sungai Gangga beredar di media sosial. kabar tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Sabtu 1 Mei 2021.

Dalam pesan tersebut juga terdapat foto seorang perempuan yang tengah tergeletak di jalan. Perempuan tersebut dikaitkan dengan seorang reporter TV di India yang ditusuk hingga tewas.

Berikut narasinya:

"Reporter TV di India ditusuk berkali kali di jalanan sampai tewas.

Dia penyiar TV yang menyiarkan acara kerumunan mandi di Sungai Gangga yang menyebabkan ledakan kasus Covid-19.

Tragis ....kok reporternya yang disalahkan...😪😪😪"

Benarkah seorang reporter TV di India ditusuk hingga tewas karena menyiarkan acara kerumunan mandi di Sungai Gangga? Berikut penelusurannya.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar tentang seorang reporter TV di India ditusuk hingga tewas karena menyiarkan acara kerumunan mandi di Sungai Gangga ternyata tidak benar.

Faktanya, kabar tersebut hanya sebatas rumor. Foto yang diklaim sebagai seorang reporter TV yang ditusuk juga tidak benar.

Faktanya, perempuan tersebut merupakan seorang karyawan di sebuah rumah sakit. Dia dilaporkan tewas setelah ditusuk oleh suaminya.

 

 

Simak Video Berikut


Selanjutnya

3. Virus Corona Covid-19 di India Tidak Terbaca Tes PCR

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai terkait tes PCR yang tidak bisa lagi membaca virus covid-19 varian baru di India. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Wiriyanto Aswir. Dia mengunggahnya di Facebook pada 29 April 2021.

Berikut isi postingannya:

"*dr.Ritesh Kumar, Dokter ahli spesialis paru2

*Virus ini kembali lagi, kali ini dengan bahaya tenaga yang lebih besar, taktik dan kamuflase yang lebih.

Gejala bukan batuk2 Tidak ada demam, tidak ada sakit persendian, tidak ada kelemahan

Selera makan hilang, dan mengakibatkan Pneumonia COVID. SUdah pasti, tingkat kematian lebih tinggi, parah makin cepat. Kadang2 gejala2 tidak terlihat ... mari kita berhati2VIrus baru ini lokasinya bukan di area pernafasan manusia Tetapi langsung berdampak ke paru2, sementara waktu ikubasinya semakin cepat.

Saya telah perhatikan banyak pasien tanpa demam, tapi hasil rontgen (X-Ray) menunjukkan pneumonia (sakit paru2) yang lumayan.SWAB COVID-19 lewat hidung .... sering hasilnya negativeSemakin banyak, dan bertambah banyak hasil Test COVID-19 lewat hidung yang gagal.

Artinya virus tersebar langsung ke paru2, sehingga berakibat problem pernapasan akut, akibat penumenia virus. Ini menjelaskan mengapa banyak kasus yang parah dan fatal tanpa diketahui sebelumnya.

Berhati2lah, hindari keramaian, kenakan masker, dan seringlah mencuci tangan.

GELOMBANG baru ini lebih mematikan dari yang pertama. Kita harus semakin hati2, dan lebih teliti pada setiap langkah.

Mohon sebarkan informasi ini ke rekan2 dan keluarga lewat saluran komunikasi kita."

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi terkait tes PCR yang tidak bisa lagi membaca virus covid-19 di India? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.om, pesan berantai berisi informasi terkait tes PCR yang tidak bisa lagi membaca virus covid-19 di India belum terbukti.

 

4. Video Parahnya Covid-19 di India

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video korban Covid-19 berjatuhan di India. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Lucas Cheung, pada 17 April 2021.

Unggahan klaim video korban Covid-19 berjatuhan di India menampilkan sejumlah orang yang tergeletak di tepi jalan tidak sadarkan diri, selain itu juga terlihat sejumlah petugas melakukan evakuasi menggunakan ambulans.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Di india banyak orang orang korban Virus Corona pada berjatuhan .. 😳😳😳"

Benarkah klaim video korban Covid-19 berjatuhan di India? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video korban Covid-19 berjatuhan di India tidak benar.

Peristiwan sebenarnya, adalah korba kebocoran gas dari pabrik LG Polymers, sebuah unit pembuat petrokimia terbesar asal Korea Selatan di Visakhapatnam, saat penerapan lockdown untuk memutus penyebaran Covid-19, pada Mei 2020.


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam  cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya