Makanan Halal dan Fesyen Muslim Jadi Andalan Kemendag Dorong Penggunaan Produk Lokal

Produk makanan halal dan fesyen milik UMKM akan didorong agar mampu merajai pasar regional.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi makanan halal (dok. Pixabay.com/rawpixel/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, ada dua jenis produk yang dipersiapkan oleh pemerintah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri. Kedua jenis produk tersebut adalah makanan halal dan fesyen muslim.

"Paling tidak kita ingin menyiapkan dua industri yang menurut saya menjadi lahan subur 270 juta masyarakat Indonesia. Pertama, industri makanan halal Indonesia. Kedua industri fesyen muslim Indonesia," ujarnya, Jakarta, Senin (3/5/2021).

Lutfi mengatakan, Kementerian Perdagangan tidak hanya membenahi sektor demand tetapi juga dari sisi produksi atau supply side. Bagi Usaha Menegah Kecil dan Mikro (UMKM) terus diberikan pelatihan dan pengetahuan meningkatkan daya saing produk.

"Di Kementerian Perdagangan itu ada dua sektor, jadi ada yang kita boost di supply side. Ada yang kita entize demand side. Supply side untuk UMKM kita kuatkan kita perbaiki strukturnya," papar Lutfi.

Dia melanjutkan, produk makanan halal dan fesyen milik UMKM akan didorong agar mampu merajai pasar regional. Kementerian Perdagangan juga memiliki ambisi untuk mendorong produk UMKM menjadi acuan negara lain.

"Dua produk ini menurut hemat saya bukan saja akan menjadi primadona secara lokal tetapi dia akan menjadi acuan bagi negara negara lain. Dua produk ini kami yakini menjadi pemain regional bahkan bisa menjadi pemain internasional," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wapres Ma'ruf: Penuhi Kebutuhan Makanan Halal, Kita Harus Impor

Wapres Ma'ruf Amin (Istimewa)

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Namun sayangnya, Indonesia justru hanya menjadi konsumen produk halal dunia.

"Jangankan untuk menjadi pemain global, memenuhi kebutuhan makanan halal domestik kita harus mengimpor," kata Wapres Ma'ruf dalam acara webinar Menyongsong Era Halal Industri Jawa Timur : Peluang dan Tantangan, Rabu (3/3/2021).

Pada tahun 2018, Indonesia membelanjakan USD 173 miliar untuk makanan dan minuman halal, atau mencapai 12,6 persen dari pangsa produk makanan halal dunia. Kondisi itu membuat Indonesia menjadi konsumen terbesar dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

Di sisi lain, pasar halal global memiliki potensi yang sangat besar. Pada tahun 2018, konsumsi produk pasar halal dunia mencapai USD 2,2 triliun dan akan terus berkembang mencapai USD 3,2 triliun pada tahun 2024. Dengan perkiraan penduduk muslim yang akan mencapai 2,2 milliar jiwa pada tahun 2030, maka angka perekonomian pasar industri halal global ini akan terus meningkat dengan pesat.

"Dengan fakta tersebut, sudah saatnya Indonesia membangun dan memperkuat industri produk halal. Dengan target jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan produk halal domestik, dan dalam jangka panjang tentu menjadi pemain global dengan meningkatkan ekspor kita," jelas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya