Liputan6.com, Jakarta - Umumnya orangtua mengajari anak berpuasa sejak usia dini. Tentu bukan langsung meminta anak berpuasa penuh, melainkan hanya memperkenalkan kebiasaan tersebut. Namun, ada pula orangtua yang khawatir, akankah puasa berdampak pada pertumbuhan anak?
Dokter spesialis anak konsultan nutrisi Aryono Hendarto mengungkap, orangtua tidak boleh memaksa anak untuk ikut puasa bila belum mencapai akil baligh.
Advertisement
"Kecuali dia sudah baligh. Kalau anak laki-laki ditandai sudah mimpi basah, sedangkan anak perempuan sudah haid. Itu baru wajib. Kalau belum baligh, jangan dipaksa ya," kata dalam webinar daring bersama Guru Besar FKUI lainnya beberapa pekan lalu.
Secara ilmiah ada alasan anak yang sudah akil baligh wajib puasa. Saat anak sudah akil baligh, kata Aryono, pertumbuhan masih terjadi tapi tidak sepesat sebelumnya.
Penting Penuhi Asupan Protein Anak
Terkait pertumbuhan yang menjadi perhatian Aryono adalah pada anak yang baru belajar puasa di kisaran umur 6-10 tahun. Jika asupan protein hewani saat belajar puasa atau sudah bisa puasa terpenuhi, bisa berimbas pada pertumbuhan.
"Salah satu yang penting terhadap pertumbuhan adalah diperlukannya asam amino lengkap. Nah, asam amino lengkap ini ada di protein hewani," kata pria kelahiran Nebraska, Amerika Serikat 60 tahun lalu itu.
Oleh karena itu, Aryono mengingatkan kepada orangtua agar memenuhi kebutuhan asupan protein hewani anak saat sahur atau berbuka. Misalnya dari daging sapi, ayam, ikan, telur.
Advertisement