90 Persen THR Digunakan Masyarakat untuk Belanja

Topik pembicaraan mengenai Tunjangan Hari Raya (THR) telah ramai diperbincangkan warga net di awal Ramadan 2021

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2021, 18:20 WIB
THR/copyright:shutterstock

Liputan6.com, Jakarta Topik pembicaraan mengenai Tunjangan Hari Raya (THR) telah ramai diperbincangkan warga net di awal Ramadan 2021. Hal ini diperoleh melalui riset Continuum Data Indonesia yang dilakukan sejak 1 April hingga 25 April lalu.

"Di media sosial ada beberapa topik pembicaraan konsumen tentang THR mulai di awal Ramadan," tutur Big Data Analyst Continuum Data Indonesia, Muhammad Azzam dalam acara Diskusi Online Indef bertajuk Ekonomi Ramadan 2021, Lesu atau Bergairah? Analisis Perilaku Konsumen Melalui Pendekatan Big Data, Senin (3/5/2021).

Azzam mengungkapkan, pembicaraan tertinggi mengenai THR ialah atas kepuasan THR Keagamaan tahun ini yang dibayarkan secara penuh. Dengan presentase mencapai 32 persen.

Selanjutnya ialah mengenai THR keagamaan 2021 yang tak kunjung cair dengan presentase 19 persen. Lalu, tentang penggunaan uang THR untuk membayar utang yang mencapai 11 persen.

"Ada yang bahkan mengaku tidak dapat THR sebanyak 9 persen, dan ada yang menggunakan THR buat beli baju sebanyak 8 persen. Sisanya terkait topik-topik lainnya seputar THR sekitar 21 persen," bebernya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belanja

Pengunjung membeli busana muslim yang dijual di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021). Pusat Grosir Pasar Tanah Abang ramai didatangi pengunjung yang berbelanja menjelang Lebaran dengan berdesak-desakan tanpa jaga jarak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam survei tersebut juga mencatat perbincangan proporsi mengenai penggunaan THR. Di mana 90 persen penggunaan uang THR dialokasikan untuk belanja.

"Baik belanja online maupun offline, untuk diri sendiri maupun keluarga dan orang lain," ucapnya.

Sementara itu, proporsi THR untuk kegiatan menabung dan investasi hanya mencapai 6,6 persen. "Sedangkan sisanya mengaku untuk membayar hutang," tutupnya.

Untuk diketahui, survei tersebut menggunakan pendekatan big data secara real time. Dengan mencakup 1,204,102 pembicaraan di media sosial dari 934,671 akun media sosial.

Sulaeman

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya