Menteri Trenggono Bertemu Susi Pudjiastuti, Bahas soal Benih Lobster?

Menteri Trenggono tengah berdiskusi dengan Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti di Pangandaran

oleh Andina Librianty diperbarui 03 Mei 2021, 19:50 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok KKP)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sedang berkunjung ke Pangandaran, Jawa Barat, pada hari ini, Senin 3 Mei 2021. Salah satu agendanya bertemu dengan mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.

Pertemuan ini diketahui dari unggahan Trenggono di akun Twitter miliknya. "Lagi di Pangandaran, sama bu @susipudjiastuti. Tebak, kita lagi bahas apa nih Gaes," tulis Trenggono pada Senin (3/5/2021).

Sejauh ini belum ada penjelasan dari Trenggono mengenai perbincangannya dengan Susi Pudjiastuti. Namun, Susi dalam salah satu unggahannya me-retweet twit yang mengungkapkan agar Trenggono berkoordinasi lebih insentif terkait penyalahgunaan izin budi daya benih lobster.

Adapun salah satu agenda Trenggono di Pangandaran diketahui untuk meninjau Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute (PIAMARI), untuk menjadi salah satu fasilitas terintegrasi antara riset teknologi kelautan dan eduwisata bahari.

Menurut Trenggono, perlu penataan dan peningkatan kualitas akuarium PIAMARI di beberapa bagian agar dapat memaksimalkan konsep edukasi wisata serta menjaring wisatawan.

"Konsepnya sudah bagus, letaknya juga sudah sangat strategis namun ada dua hal atau bagian yang perlu diperbaiki, dikoreksi, diantaranya terkait penataan profiling ikan-ikan yang diperlihatkan disini, agar edukasinya sampai. Lalu yang kedua terkait unsur-unsur rekreasinya, perlu perbaikan, penataan lagi dan juga penambahan," kata Trenggono dalam keteranganya.

Menurut Trenggono, dua hal tersebut belum memenuhi syarat. Selain itu, ia juga menyampaikan pembangunan akuarium ini harus maksimal, semua harus didesain dengan baik, dan disiapkan juga bagaimana transportasinya. Ia juga berharap pembangunan akuarium PIAMARI ini tidak berhenti di Pangandaran saja, tetapi bisa dibuat juga di daerah lainnya di Indonesia. Trenggono mengatakan dirinya akan bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai hal ini.

"Kita bisa buat ini di Indonesia bagian timur, hal-hal seperti ini harus dilakukan, akan ada kerja sama dengan Kemenparekraf, karena kita ada kepentingan disini, kepentingan keberlanjutan ekosistem laut dan kesehatan laut, dimana masa depan laut adalah masa depan kita," ujar Trenggono.

Menanggapi hal tersebut, Susi Pudjiastuti yang turut hadir dalam kunjungan kerja Trenggono, menyampaikan bahwa pembangunan PIAMARI ini adalah salah satu mimpinya saat menjabat. Susi berpesan saat ini tugas Trenggono untuk melanjutkan, membuat PIAMARI agar menjadi sentra kelautan dan perikanan, menjadi destinasi eduwisata bahari dan riset teknologi kelautan dan perikanan yang semakin baik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gedung PIAMARI

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, meresmikan Pusai Koi dan Maskoki Nusantara di Raiser Ikan Hias Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (7/3/2021). (Foto: Dok. KKP)

Gedung akuarium memiliki luas 6.912 m2. Terdapat 3 akuarium raksasa, yang masing-masing diberi nama sesuai dengan peruntukan atau bentuknya, yaitu Schooling Aquarium, Tunnel Aquarium, dan Main Aquarium atau Theatre Aquarium. Selain itu terdapat pula 1 kolam sentuh dengan topik tide pool yang memungkinkan pengunjung untuk melihat lebih dekat dan berinteraksi dengan ikan-ikan yang ada di dalamnya, dan museum bahari di dalam gedung ini.

Fasilitas yang ada diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan, serta mengutamakan kelautan dan perikanan kepada masyarakat luas.

Kompleks PIAMARI mulai dibangun sejak 2017 dengan tiga bangunan utama yaitu Gedung Akuarium, Gedung Riset, dan Dormitory. Konsep pembangunan akuarium merujuk pada Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) yang memadukan antara kegiatan eduwisata mengenai kehidupan bawah laut dengan kegiatan riset di bidang teknologi kelautan.

Daftar koleksi ikan yang saat ini dipelihara di Schooling Aquarium PIAMARI sebagian besar adalah ikan yang hidup di perairan Pangandaran. Koleksi ikan ini ada yang diperoleh melalui belanja APBN Pusat Riset Kelautan, dan juga yang merupakan sumbangan baik pribadi maupun institusi.

Sementara, untuk Museum Bahari ditampilkan materi-materi pamer berupa program dan kegiatan KKP serta koleksi-koleksi lainnya, seperti Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), fosil-fosil ikan, instrumentasi yang menggambarkan teknologi kelautan dan perikanan. Untuk Tunnel Aquarium, merupakan akuarium raksasa yang dirancang untuk menjadi nature aquarium yang mampu menampilkan aquascape dari sebuah ekosistem air tawar secara lengkap.

Dengan panjang sekitar 47m, lebar rata-rata 3m, dan kedalaman 3m, akuarium yang dibuat dengan akrilik setebal 8 cm ini digadang mampu memecahkan rekor sebagai nature aquarium terbesar di dunia yang saat ini dipegang oleh nature aquarium di Oceanário de Lisboa di Portugal yang panjangnya 40m. Hal ini tentu saja akan menjadi ikon bagi Indonesia dan dunia. Diharapkan dapat merangsang semakin tumbuhnya industri ikan hias di Tanah Air.

Posisi PIAMARI yang strategis di salah satu destinasi wisata pantai terkemuka di Jawa Barat, dengan jumlah kunjungan wisatawan hingga 3 juta per tahun, adalah faktor potensial yang sangat mendukung tercapainya misi tersebut.

Selain eduwisata, fokus kegiatan riset teknologi kelautan yang akan dilaksanakan di PIAMARI meliputi pengembangan wahana dan instrumentasi pengukuran dan pemantauan untuk dinamika pesisir dan laut, kebencanaan (tsunami), dan untuk mendukung kegiatan produksi kelautan dan perikanan (energi baru dan terbarukan, garam, perikanan tangkap, dan budidaya).

Sejak 2020, para peneliti dan perekayasa yang ditugaskan di PIAMARI Pangandaran telah melakukan kegiatan kerekayasaan pembuatan prototype alat dan mesin teknologi kelautan. Ada 2 jenis prototype yang sudah dihasilkan Unit Rintisan Riset Teknologi Kelautan, yaitu Perangkat Ukur Murah Muka Air Laut (PUMMA) sebanyak 7 unit dan Pemantau Parameter Lingkungan Tambak Garam (PENTAGAR) sebanyak 4 unit.

Prototipe PUMMA didedikasikan untuk menunjang sistem peringatan dini tsunami, sementara PENTAGAR didedikasikan untuk mendukung manajemen produksi garam nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya