Wapres Ma'ruf: Alih Fungsi Lahan Jadi Ancaman Serius Bagi Pertanian Indonesia

Wapres Ma'ruf mengatakan, berubahnya fungsi lahan sawah membawa dampak di antaranya jadi ancaman ketahanan pangan, kemiskinan petani, dan kerusakan ekologi di pedesaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2021, 22:14 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, kewajiban pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduknya berhadapan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. Menurutnya, alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia.

Ma'ruf merujuk data BPS dimana jumlah penduduk Indonesia hasil sensus penduduk tahun 2020 sebesar 270,20 juta jiwa bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk tahun 2010. Sedangkan, pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 319 juta jiwa.

"Di satu sisi, jumlah penduduk semakin meningkat, tapi di sisi lain, luas lahan pertanian sebagai media untuk memproduksi pangan semakin berkurang. Alih fungsi lahan menjadi ancaman yang serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia," katanya dalam pembukaan seminar ketahanan pangan nasional, Senin (3/5/2021).

Ma'ruf menuturkan, data Kementerian ATR/BPN menunjukkan bahwa luas lahan baku sawah menurun dari 7,75 juta hektare pada tahun 2013 menjadi 7,46 juta hektare pada tahun 2019.

Sementara, luas panen menurut perhitungan BPS dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) menurun dari 11,38 juta hektare di tahun 2018 menjadi 10,68 juta hektare di tahun 2019.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Berdampak Kemiskinan bagi Petani

Kemudian, menurun lagi menjadi 10,66 juta hektare di tahun 2020. Dia bilang, mengamati perkembangan ini maka rata-rata sawah hanya ditanami sebanyak 1,4 kali.

"Berubahnya fungsi lahan sawah membawa dampak yang sangat luas, antara lain menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan, kemiskinan petani, dan kerusakan ekologi di pedesaan," ujar Ma'ruf.

Namun, kata dia, meski luas panen di tahun 2020 menurun dibanding tahun 2019, produksi padi mengalami sedikit kenaikan dari 54,60 juta ton di tahun 2019 menjadi 54,65 juta ton di tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya kenaikan produktivitas di sejumlah provinsi.

"Data ini menunjukkan, jika diolah dengan tepat, lahan pertanian yang terbatas dapat ditingkatkan produktivitasnya," pungkas Wapres Ma'ruf.

 

Reporter: Genan Kasah

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya