Permintaan dari China Melonjak, Harga Batu Bara Acuan Naik Jadi USD 89,74 per Ton

Permintaan konsumsi batu bara China sepanjang kuartal I 2021 mengalami lonjakan pesat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2021, 11:40 WIB
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) di angka USD 89,74 per ton untuk perdagangan Mei 2021. Angka ini naik USD 3,06 per ton dari April yang tercatat yakni USD86,68 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Asia menjadi faktor utama atas kenaikan HBA di bulan Mei.

"Ekonomi Asia mulai membaik pada kuartal I tahun 2021. Perubahan pergerakan ini masih didominasi dari (ekonomi) Tiongkok," kata Agung dalam pernyataannya, Selasa (4/5/2021).

Agung mengungkapkan, permintaan konsumsi batu bara China sepanjang periode tersebut mengalami lonjakan pesat. Hal ini tak sebanding dengan hasil produksi domestik yang terus menipis.

"Permintaan batu bara banyak datang guna memenuhi kebutuhan pembangkit Tiongkok," jelasnya.

Tingginya kebutuhan batu bara China, sambung Agung, turut memengaruhi kebijakan impor negara tersebut. Pasalnya, China Electricity Council (CEC) memperkirakan konsumsi listrik tahun 2021 ini naik 7-8 persen dibanding tahun 2020. Selanjutnya pemerintah China pun melakukan relaksasi impor sehingga turut mengerek harga batu bara global.

Berdasarkan data Refinitiv, sepanjang minggu lalu harga kontrak batu bara ICE Newcastle naik lebih dari 6 persen. Di akhir perdagangan pekan lalu, bahkan harga batu bara thermal acuan semakin mendekati USD 92 per ton.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rata-Rata Harga Batu Bara Dunia

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Sebagai catatan, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level USD75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari USD87,79 per ton, sempat turun di Maret USD84,47 per ton, dan naik lagi pada April di angka USD86,68 per ton.

Nilai HBA bulan Mei ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya