Liputan6.com, Washington D.C - Gaya Donald Trump mendekati Korea Utara memang berbeda. Dengan ancaman hingga lontaran kemarahan serta ketegangan sudah dilakukan.
Terakhir, disusul pertemuan puncak antara dirinya dengan Kim Jong-un yang menjadi tontonan di televisi, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (4/5/2021).
Advertisement
Bagi Barack Obama, pendekatannya adalah "kesabaran strategis," yang berupaya menggunakan tekanan ekonomi dan militer yang terus-menerus untuk meyakinkan Pyongyang agar kembali ke perundingan.
Sekarang Presiden Joe Biden mencoba apa yang digambarkan pejabat Amerika Serikat (AS) sebagai jalan tengah antara pendekatan para pendahulunya, yang mereka akui gagal mencapai tujuan AS.
Pejabat Gedung Putih akhir pekan lalu memaparkan garis besar strategi Korea Utara ala Biden, setelah peninjauan internal selama berbulan-bulan.
Berdasarkan rencana Joe Biden, AS akan mempertahankan tekanan pada Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya, tetapi juga akan melakukan pembicaraan - dan mungkin bahkan kesepakatan tingkat menengah untuk membantu mencapai tujuan itu.
Tergantung pada bagaimana strategi itu nantinya dilaksanakan, itu bisa mencerminkan perubahan yang signifikan dalam cara AS menangani salah satu tantangan kebijakan luar negerinya yang paling mendesak.
Saksikan Video Berikut Ini:
Terbuka Untuk Hubungan yang Lebih Baik
Sebagian besar pemerintahan AS telah menghindari pendekatan bertahap untuk denuklirisasi, karena khawatir Korea Utara akan menipu setiap kesepakatan sementara dan dengan demikian mendapatkan waktu yang berharga untuk membangun program nuklirnya.
Namun, pemerintahan Biden tampaknya terbuka untuk hubungan yang lebih baik, meskipun tanpa kesepakatan besar dengan Korea Utara.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Jumat (30/4) mengatakan AS akan mengupayakan "pendekatan praktis yang terkalibrasi" yang akan menjajaki "pilihan-pilihan untuk diplomasi"
Advertisement