Bappenas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Maksimal Hanya 5 Persen di 2021

Bappenas mengatakan outlook perekonomian Indonesia pada tahun ini diprediksi tumbuh 4 - 5 persen dengan titik tengah 4,5 persen

oleh Andina Librianty diperbarui 04 Mei 2021, 14:40 WIB
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengatakan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi tumbuh 4 - 5 persen dengan titik tengah 4,5 persen. Angka ini lebih rendah daripada proyeksi pemerintah sebelumnya yang berkisar 4,5 - 5,3 persen.

"Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 4 - 5 persen dengan titik tengah 4,5 persen, dan dengan berbagai downside dan upside risk," ungkap Suharso dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021 pada Selasa (4/5/2021).

Sementara pada kuartal I 2021, ekonomi Indonesia diperkirakan akan sedikit terkontraksi berkisar 0,6 - 0,9 persen. Dalam hal ini, belanja pemerintah dan ekspor masih menjadi bantalan yang dapt menahan ekonomi Indonesia agar tidak terkontraksi lebih dalam.

Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi outlook perekonomian Indonesia pada tahun ini. Dari sisi downside risk, pertama adalah permanen scar yang dirasakan oleh tenaga kerja dan perusahaan menjadi lebih besar. Pengangguran tidak cepat terserap dan neraca keuangan perusahaan terganggu.

Risiko kedua, vaksinasi yang berjalan lebih lambat dari perkiraan dan terdapat potensi melambat seiring degan suplai yang terbatas. Ketiga, akselerasi belanja pemerintah berpotensi tertahan jika pendapatan tidak meningkat, sehingga defisit diperkirakan meningkat.

Larangan mudik ditambah THR dan gaji ke-13 bagi PNS tanpa tunjangan kinerja juga disebut menyebabkan dorongan konsumsi Lebaran menjadi terbatas. Risiko kelima, pertumbuhan ekonomi global terhambat karena terjadi peningkatan kasus Covid-19.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pendorong

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski membaik, namun pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 masih tetap minus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, juga ada upside risk atau pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pertama, harga komoditas yang tinggi berpotensi memberikan dampak positif terhadap konsumsi dan investasi, serta pendapatan.

"Aloksi belanja modal dan proyek infrastrutkur yang berlanjut akan membantu peningkatan investasi," tutur Suharso.

Selain itu, pemulihan ekonomi dunia yang lebih cepat akan mendorong peningkatan kinerja ekspor. Kemudian, industri pengolahan menunjukkan tanda-tanda mulai dapat beradaptasi di tengah tekanan mobilitas selama pandemi.

"Glombang kedua peningkatan kasus dapat dicegah, sehingga proses vaksinasi dapat berjalan lebih cepat," kata Suharso.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya