Komisi XI DPR: Dampak Stimulus Ekonomi Sudah Terlihat

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, tren pemulihan Ekonomi Indonesia sudah mulai membaik.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Mei 2021, 15:35 WIB
Petugas mengecek data warga Desa Curug sebelum menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Kantor Desa Curug, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/09/2020). Bantuan tersebut diberikan kepada 155 per KK untuk bisa mengurangi akibat terdampak COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, tren pemulihan Ekonomi Indonesia sudah mulai membaik. Hal itu seiring dengan proses vaksinasi yang telah dilakukan pemerintah kepada masyarakat Indonesia.

“Salah satu penyebab utama dari krisis kita saat ini adalah pandemi dan pandemi inilah sebenarnya yang harus kita tangani dulu. Dan saya bersyukur pemerintah dalam perjalanan setahun kita itu menghadapi pandemi ini sudah mulai kelihatan trendnya,” kata Misbakhun dalam Webinar Menakar Efektivitas Stimulus Ekonomi, Selasa (4/5/2021).

Bahkan sekarang, pemerintah melakukan upaya yang sangat serius dalam penanganan pandemi baik dari sisi kesehatan, sosial, dan ekonomi. Untuk kesehatan, Indonesia dinilai cepat dalam melakukan vaksinasi.

“Sudah mulai kita rasakan saat ini kita masuk negara 10 besar yang vaksinasinya itu berjalan dengan sangat signifikan. Indonesia sudah persentasenya itu sudah masuk kepada peringkat kesembilan, 17 juta rakyat Indonesia sudah dilakukan upaya vaksinasi,” ujarnya.

Menurutnya, penanggulan disisi kesehatan itu yang menjadi kunci utama untuk pemulihan ekonomi. Diharapkan setelah vaksinasi menyeluruh, masyarakat masih tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah terjadinya gelombang covid-19.

“Kita lihat di Indonesia target vaksinasi ada 181 juta. kalau sudah 181 juta ini kita harapkan bisa ketemu herd immunity,” ujarnya.

Misbakhun berpendapat, tujuan vaksinasi adalah mendorong masyarakat agar percaya diri kembali dan berani bersosialisasi. Dengan bersosialisasi secara otomatis tingkat konsumsi masyarakat juga akan meningkat.

“Dengan bersosialisasi masyarakat mempunyai keberanian untuk melakukan mengalirnya konsumsi dan kemudian mengalirnya sektor riil dan menjadi salah satu kunci utama kita untuk kemudian melakukan normalisasi. Kalau kita lihat dari tren sebenarnya konsumsi masyarakat mulai naik,” ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Konsumsi Naik

Petugas sedang menyerahkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada warga Desa Curug di Kantor Desa Curug, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/09/2020). Bantuan tersebut diberikan kepada 155 per KK untuk bisa mengurangi akibat terdampak COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Konsumsi masyarakat mulai naik ini merupakan upaya Pemerintah dalam menyalurkan berbagai stimulus, misalnya stimulus bantuan sosial, dibidang kesehatan, korporasi, stimulus untuk bidang fiskal perpajakan hingga stimulus transfer daerah.

“Apakah ini efektif? tentunya ini termasuk bagian dari itu kalau saya sampaikan dengan bantuan sosial masyarakat mempunyai alokasi uang yang bisa membantu konsumsi mereka walaupun nilainya kecil. Pemerintah memberikan subsidi listrik dan sebagainya,” ujarnya.

Begitupun bantuan sektor usaha seperti KUR, subsidi bunga KUR dimana UMKM itu digenjot oleh pemerintah dengan banyak sekali stimulus itu juga memberikan dampak.

“Memang kita harus mendetailkan efektivitasnya seberapa kuat, walaupun lonjakan penjualan indek itu masih kecil kemudian indek keyakinan Konsumen juga masih kecil tapi kelihatannya itu kan sudah mulai memberikan dampak terhadap pendangkalan ekonomi kita,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya