Liputan6.com, Jakarta - Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Akibatnya, langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) atau langkah merumahkan pekerja di industri pariwisata tak bisa dielakkan.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengharapkan, strategi sektor pariwisata di 2022 nantinya tidak saja fokus di tingkat nasional. Akan tetapi juga bisa fokus menyeluruh ke daerah.
Advertisement
"Ini dapat diarahkan kepada dua hal yang pertama adalah pemulihan pasar dan industri pariwisata itu sendiri," ujarnya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5).
Tentunya pemulihan industri dan pasar pariwisata ini tetap harus kita menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment (CHSE) yang masif di berbagai destinasi wisata. Sehingga memberikan kepercayaan serta keamanan bagi para wisatawan.
Di samping itu, strategi lain untuk mendorong pemulihan sektor pariwisata di 2022 bisa dilakukan dengan diversifikasi pariwisata.
"Kita luaskan pasar pariwisata mengembangkan tourism hub kemudian kita transisi dari mass tourism kepada quality tourism. Dan meningkatkan kualitas infrastruktur pendukung pariwisata serta penguatan konten maupun kemasan dari pariwisata serta yang didukung oleh ekonomi kreatif," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber; Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pariwisata Sulit Pulih Lebih Cepat Jika Penanganan Pandemi Tak Serius
Sebelumnya, Ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar menyebut, sektor pariwisata akan sulit pulih lebih cepat jika pemerintah tidak serius menangani pandemi Covid-19. Sebab kunci dari pemulihan sektor pariwisata adalah penanganan Covid-19 itu sendiri.
"Lebih baik kita serius sehingga kemudian pada waktunya tiba kita bisa segera bangkit," katanya dalam acara diskusi Mendobrak Inersia Pemulihan Ekonomi, Selasa (27/4/2021).
Oleh karenanya, dia meminta pemerintah agar tidak usah memaksa mengejar terget jangka pendek untuk pulihkan sektor pariwisata. Karena jika situasinya normal, sektor tersebut akan pulih dengan sendirinya.
"Pandemi adalah suatu yang tidak normal karena itu ekspektasi kita terhadap sektor wisata juga harus ditempatkan pada situasi tidak normal. Kita tidak bisa berharap sektor wisata akan memainkan peran sebagaimana pada posisi normal," ujarnya.
Dia menyarankan untuk jangka pendek sebaiknya pemerintah mendorong para pelaku pariwisat mengembangkan berbagai macam bentuk parwisata kreatif dengan berbagai ragam. Sehingga kemudian di tengah segala kesulitan tetap ada hal yang memberikan manfaat dan menghidupkan sektor pariwisata.
Sedangkan untuk mengejar target jangka menengah dan panjang bisa dilakukan dengan cara melakukan promosi dan perbaikan infrastuktur.
"Jadi selama masa sulit ini kita bisa mengejar berbagai hal yang diharapkan pada waktunya nanti bisa mendorong kebangkitan sektor pariwisata," ungkapnya.
Advertisement