Begini Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Ekonomi Indonesia 1 Tahun Terakhir

Tren persepsi publik terhadap kondisi ekonomi nasional dalam satu tahun terakhir cenderung membaik

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2021, 20:15 WIB
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Tren persepsi publik terhadap kondisi ekonomi nasional dalam satu tahun terakhir mengalami perbaikan. Hal itu tergambar dari hasil survei Indikator Politik Indonesia, yang dipaparkan secara virtual, Selasa (4/5/2021).

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi memaparkan, secara sosiotropik perekonomian nasional masih dipersepsikan negatif, namun terjadi penurunan terhadap persepsi negatif tersebut dalam kurun satu tahun terakhir.

"Jadi kalau kita tarik 12 bulan ke belakang, terutama di kuartal II tahun 2020, persis beberapa bulan setelah kita mengalami pandemic, yang mengatakan kondisi ekonomi nasional memburuk itu 81 persen. Kemudian kita melakukan survei untuk mengecek pergerakan opini publik terkait kondisi ekonomi nasional, trennya turun secara cukup lumayan tajam. Tapi kalau dibandingkan yang mengatakan baik, masih lebih banyak yang mengatakan buruk," ujar Burhanudin Muhtadi.

Temuan survei indikator pertengahan April menunjukkan 49,5 persen responden menyatakan kondisi ekonomi buruk. Sementara yang menyatakan baik ada 14,5 persen dan sedang 33,8 persen.

Menurut Burhanuddin, hasil temuan survei persepsi publik ini, sejalan dengan hasil temuan BPS.

Burhanuddin mengatakan prediksi dari beberapa lembaga mengatakan kuartal pertama kemungkinan masih minus antara 0,1 persen-1 persen, namun hal itu menunjukkan ada perbaikan dibanding akhir 2020.

"Saat Mei 2020, kontraksi ekonomi kita berdasarkan data BPS sebesar 5,32 persen. Jadi kebetulan ada konsistensi antara data opini dengan data BPS," imbuhnya.

Saat itu hasil survei opini publik menunjukkan 81 persen responden mengatakan kondisi ekonomi buruk.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kata Pengusaha

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan tren ekonomi Indonesia memang membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, namun kontraksi yanh terjadi makin lama makin menurun. Dari assessment Kadin sendiri, di kwartal pertama masih mengalami kontraksi dengan angka kurang lebih 0,7 persen-1 persen.

"Tapi kami meyakini di kwartal kedua ini, apalagi menjelang lebaran, mobilitas manusia semakin meningkat dan juga vaksinasi yang berjalan sangat baik," kata Rosan.

Optimisme Kadin juga sejalan dengan pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang meyakini perekonomian pada triwulan II 2021 akan mulai tumbuh di zona positif 6,9-7,8 persen, seiring pelaksanaan sejumlah kebijkalan dan stimulus dari pemerintah.

Survei Nasional Persepsi Ekonomi dan Politik Jelang lebaran ini, dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 13-17 April 2021. Survei dilakukan melalui telepon pada 1200 responden yang telah dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018-Maret 2020.

Dengan asumsi metode simple random sampling, toleransi kesalahan survei ini +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya