Cerita Kulsoom Abdullah Memperjuangkan Penggunaan Hijab untuk Atlet Angkat Besi

Lewat keberaniannya, Kulsoom bisa mengubah aturan di dunia angkat besi yang awalnya melarang penggunaan hijab.

oleh Henry diperbarui 05 Mei 2021, 03:02 WIB
Kulsoom Abdullah (Sumber: Instagram/kbak76)

Liputan6.com, Jakarta - Angkat besi termasuk cabang olahraga yang sudah lama dipertandingkan. Sejak pertama kali dipertandingkan pada 1891, angkat besi menjadi salah satu cabang olahraga yang didominasi kaum pria. Butuh waktu hampir 100 tahun agar perempuan bisa ikut bersaing dalam olahraga tersebut.

Melalui perjalanan yang panjang, angkat besi kategori perempuan akhirnya memulai debutnya di Olimpiade Sydney pada 2000. Sejak saat itu, angkat besi pun meluas ke banyak negara di dunia.

Namun, di beberapa negara terutama di Asia dan negara-negara Muslim, kaum perempuan masih kurang terwakili dalam cabang olahraga tersebut. Hal itu terjadi karena belum adanya aturan khusus soal penggunaan hijab bagi atlet angkat besi atau biasa disebut lifter.

Dalam angkat besi, para atlet harus mengenakan singlet untuk memperlihatkan bagian lutut dan siku. Tujuannya, agar wasit bisa melihat para atlet tidak menekuk siku, berdiri tegak, dan juga memastikan tidak ada perlengkapan yang dipakai untuk membantu meningkatkan kinerja atlet.

Lalu muncullah seorang lifter perempuan bernama Kulsoom Abdullah. Kulsoom merupakan atlet angkat besi perempuan yang berasal dari Pakistan-Amerika Serikat (AS). Kedua orangtuanya berasal dari Pakistan, tapi ia lahir di Kansas City, AS.

Kulsoom sebenarnya agak telat berkiprah di angkat besi, karena sebelumnya menekuni taekwondo sebelum kemudian beralih ke angkat besi yang dianggap lebih menantang. Lewat keberaniannya, Kulsoom bisa mengubah aturan di dunia angkat besi yang awalnya melarang penggunaan hijab.

Namun itu bukan hal mudah. Ia harus melewati beragam rintangan sampai akhirnya penggunaan hijab pun diperbolehkan.Cerita perjuangan Kulsoom berawal saat pakaian yang dikenakannya dianggap bermasalah ketika mengikuti Kejuaraan Nasional di AS.

Menurut laporan VOA, pada 2010 Kulsoom seharusnya bisa tampil di Kejuaraan Nasional Angkat Besi Amerika Serikat. Namun, dia memilih tidak tampil karena pakaian dan hijabnya tidak diizinkan oleh panitia pelaksana.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Sempat Ditolak

Kulsoom Abdullah (Sumber: Instagram/techsquare/crossfitmontavilla)

"Di kompetisi nasional semua orang harus pakai singlet. Ini adalah setelan ketat dan harus dipotong di atas lutut dan siku. Pakaian tersebut jelas tidak menutup aurat," terang Kulsoom Abdullah seperti dilansir dari laman Buzz, Selasa (4/5/2021).

Kulsoom kemudian mengajukan permintaan untuk mengubah aturan berpakaian yang memungkinkannya mengenakan hijab. Sayangnya, USA Weightlifting menolak permintaannya karena mereka adalah perusahaan swasta.

Ia disarankan harus membawa masalah tersebut ke Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). Penolakan yang dihadapi Kulsoom ternyata mendapat perhatian dari media nasional dan internasional.

Ia bahkan sempat menggelar konferensi pers dengan bantuan Dewan Hubungan Amerika-Silam, hingga akhirnya membuat IWF meninjau kasusnya.

"Rasanya sangat menakutkan menjadi orang pertama yang melakukan ini. Saya tadinya berharap ini tak jadi masalah besar dan mereka akan mengakomodasi keinginan saya, tetapi kemudian masalah ini menjadi besar ketika banyak media yang meliput cerita saya," tuturnya.


Mengubah Sejarah Angkat Besi

Cerita Kulsoom Abdullah Memperjuangkan Penggunaan Hijab untuk Atlet Angkat Besi. (dpk.Instagram @kbak76/https://www.instagram.com/p/Bmcbrtqhyo-/Henry)

Kepada IWF, Kulsoom berargumen bahwa pakaiannya tidak akan memengaruhi wasit dalam memberikan penilaian. IWF kemudian setuju dan mengizinkan perempuan berusia 44 tahun itu memakai hijab dan pakaian lengan panjangnya di kompetisi internasional dan nasional.

Selain itu, kemenangan Kulsoom juga mengubah sejarah olahraga angkat besi. IWF mengubah aturan mereka dan membuka pintu seluas-luasnya bagi atlet muslim perempuan lain untuk berkompetisi dengan berhijab. Dalam Kejuaran Dunia Angkat Besi 2011 di Paris Prancis, Kulsoom Abdullah yang mewakili Pakistan menjadi lifter perempuan pertama di level internasional yang menggunakan hijab.

"Rasanya masih sulit untuk percaya kalau saya sudah melakukan sesuatu yang memengaruhi banyak perempuan lain di seluruh dunia," ucap Kulsoom Abdullah.

Meski kini tidak lagi menjadi atlet angkat besi profesional, namun Kulsoom masih menekuni olahraga tersebut dan juga taekwondo dalam kesehariannya. Hal itu terlihat dari beragam unggahan di akun Instagram miliknya.

Kulsoom Abdullah memang tak pernah meraih prestasi besar sampai ia pensiun. Namun ia akan selalu dikenang sebagai pemenang sejati, terutama bagi lifter wanita Muslim, karena mengubah sejarah angkat besi selamanya.


Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya