Liputan6.com, Cirebon - Ragam kue lebaran siap menghiasi meja saat Hari Raya Idul Fitri. Tingginya permintaan kue untuk menjadi berkah toko kue dan bolu di Cirebon.
Seperti yang dialami pemilik Oriental Cake and Bakery Cirebon, Suhanto. Menurut dia, pandemi Covid-19 seakan tak menurunkan permintaan masyaraka akan kebutuhan kue lebaran.
Baca Juga
Advertisement
"Banyak macamnya tapi di tempat kami, ada satu yang paling banyak dicari dan favorit," ujar Suhanto, Selasa (4/5/2021).
Dia menyebutkan, chiffon cake atau bolu sifon adalah salah satu kue lebaran yang banyak dibeli masyarakat Cirebon. Tekstur yang lembut, ukurannya yang besar serta rasa yang enak membuat penikmat bolu sifon ketagihan.
Toko yang berdiri sejak tahun 2007 itu, menjadi salah satu pilihan masyarakat berburu kue lebaran. Suhanto mengatakan, chiffon cake banyak dicari karena dianggap lebih efektif untuk disajikan saat lebaran.
"Mudah dan terlihat enak bila disajikan di depan tamu saat lebaran. Selain itu, ukuran besar ketika dipotong-potong jadi banyak. Bentuk lebih lentur," katanya di Cirebon.
Selain bolu sifon, kue bika Ambon berada di urutan kedua yang banyak dicari warga. Untuk jenis kue kering, umumnya orang membeli nastar, kastengel, kue sus kering, kue lidah kucing, putri salju dan brownies panggang dan parsel.
Suhanto memastikan, bahan pembuatan kue lebaran miliknya memiliki kualitas baik. Sementara harga kue yang dijual Oriental Cake and Bakery Cirebon, mulai dari Rp45.000 sampai Rp150.000, serta parsel mulai Rp180.000 sampai Rp700.000.
"Tahun ini kami keluarkan kue spesial, namanya kue nastar dibuat dengan full butter wijsman. Memang harganya mahal, karena bahannya 100 persen dibuat dengan butter," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Tantangan Pandemi Covid-19
Suhanto mengatakan, tingginya permintaan kue lebaran membantu meningkatkan omset usahanya di tengah pandemi. Apalagi, kata dia, tahun ini ada kelonggaran kebijakan dari pemerintah agar aktivitas ekonomi tidak boleh berhenti.
Menurut dia, pandemi tahun lalu menjadi tantangan berat karena berimbas kepada semua sektor termasuk toko kue. Suhanto mengaku menerapkan sistem kerja bergilir kepada karyawan.
"Saya tidak PHK karyawan saat pandemi tahun kemarin tapi saya beri pengertian kalau agar sama rasa dan sistem kerja dibuat shift karena pemasukan kecil sekali," ujar dia.
Advertisement
Promosi di Sosmed
Namun demikian, permintaan kue lebaran yang meningkat membuat Suhanto optimis tokonya bisa bertahan. Umumnya orang datang ke toko kue ketika sudah mendekati lebaran.
Suhanto mengatakan, tokonya mulai banyak pengunjung ketika memasuki H-4 sampai H-1 lebaran. Namun, sejak awal Ramadan 1442 Hijriah ini, dia sudah melayani banyak pesanan kue lebaran.
"Tahun kemarin sempat terkendala persoalan lain selain pandemi yaitu hujan deras. Setelah berganti musim dan ada kelonggaran aturan dari pemerintah permintaan kue mulai terasa naik. Tahun ini karena ada larangan mudik, kami massiv promosi lewat sosial media," ujar dia.