Satgas Covid-19 Sebut Larangan Mudik Lebaran Sangat Tepat, Ini Sederet Alasannya

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan keputusan Pemerintah untuk pelarangan mudik ini sangat tepat.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Mei 2021, 10:15 WIB
Aktivitas calon penumpang kereta api jarak jauh sambil menanti waktu keberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Calon penumpang KA Jarak Jauh memilih berangkat lebih awal sebelum batas pelarangan mudik lebaran 2021 pada 6 hingga 17 Mei 2021, (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan keputusan Pemerintah untuk pelarangan mudik ini sangat tepat. Berkaca pengalaman tahun lalu, jelang libur panjang selalu diikuti dengan kenaikan kasus aktif, dan juga bertambahnya angka kematian.

“Keputusan Pemerintah untuk pelarangan mudik ini sangat tepat. Mulai dari lebaran idul fitri tahun lalu, liburan agustus, kemudian sampai dengan natal dan tahun baru,” kata Doni dalam diskusi FMB9ID_IKP : Jaga Keluarga, Tidak Mudik, Rabu (5/5/2021).

Dimana variasi angkanya, 46 persen untuk angka kematian sampai dengan 75 persen, demikian juga untuk kasus aktifnya dari 70 persen sampai dengan 116 persen. Angka tersebut dinilai tinggi, lantaran setiap habis libur panjang selalu ada kenaikan kasus aktif covid-19.

“Bertambahnya jumlah pasien di rumah sakit, ruang ICU dan isolasi lebih dari 80 persen. Bahkan pada periode Januari 2021 beberapa provinsi sudah mencapai lebih dari 100 persen sehingga pasien harus dibawa ke luar provinsi,” ujarnya.

Lantas diikuti dengan angka kematian harian yang juga sangat tinggi, lebih dari 250 kematian per hari. Bahkan para dokter dan perawat menjadi korban terpapar covid-19 karena merawat pasien.

“Jadi pilihan untuk larangan mudik ini adalah pilihan yang strategis. Kita semuanya harus mengikuti keputusan ini, ini adalah keputusan kepala negara Presiden Jokowi dan jangan ada satupun pejabat Pemerintah yang berbeda narasinya,” tegasnya.

Oleh karena itu, sangat penting memberikan sosialisasi larangan mudik kepada masyarakat setiap saat. Menurutnya, lebih baik mencegah daripada mengobati.

 

** #dilarangmudik 

     #ingatpesanibu

     #DILARANG MUDIK

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


18 Juta Orang Tetap Mudik

Calon penumpang saat menunggu keberangkatan bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Jelang pemberlakukan larangan mudik, jumlah penumpang di Terminal Kampung Rambutan yang menggunakan bus AKAP melonjak hingga 30 persen sejak awal Mei 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Meskipun berdasarkan survei dari Kementerian Perhubungan masih ada 7 persen atau 18,9 juta orang tetap mudik. Maka tugas Satgas adalah berusaha mengurangi angka tersebut sekecil mungkin. 

Maka koordinasi seluruh pihak baik di pusat, daerah sampai tingkat desa dan kelurahan sangat penting untuk mengingatkan masyarakat supaya tidak mudik.

“Mari kita bersabar menahan diri, karena kalau kita biarkan maka sangat pasti terjadi penularan oleh mereka yang datang dari luar ke kampung halaman. Dan setiap daerah belum tentu pasti memiliki rumah sakit yang memadai, dan ada dokter yang merawat, sehingga bagi mereka yang terpapar covid-19 bisa menjadi fatal dan mengakibatkan kematian. Banyak daerah yang seperti itu tahun lalu,” pungkasnya.   


3 Ketentuan Mudik Lebaran 2021

INFOGRAFIS: 3 Ketentuan Mudik Lebaran 2021 (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya