Liputan6.com, Jakarta PT Taspen memberikan santunan sebesar Rp 2.445.000.000 untuk ahli waris dari delapan tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan pandemi Covid-19. Para nakes ini terakhir bekerja di wilayah Pemkot Semarang, Pemkab Blora, Pemkab Purworejo dan di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Total santunan ini terdiri dari komponen tabungan hari tua berupa asuransi dwiguna dan asuransi kematian, serta manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Selain itu juga termasuk santunan kematian, uang duka wafat, biaya pemakaman dan beasiswa bagi anak korban.
Advertisement
"Kami berterima kasih dan kami yakin tidak ada uang sebanyak apa pun yang dapat menggantikan kehadiran almarhum dan almarhumah, yang saat ini seharusnya berangkulan dengan keluarga, tapi harus menghadap sang pencipta karena keberanian dan pengabdian mereka yang luar biasa," ungkap Direktur Utama PT Taspen, Antonius Nicholas Stephanus Kosasih, pada Rabu (5/5/2021).
Adapun delapan nakes ASN yang gugur tersebut adalah:
Pemerintah Kota Semarang:1
. dr. Elianna Widiastuti
2. dr. Sang Aji Widi Aneswara
3. Muh. Rodhi, A.Md.Kep
Pemerintah Kabupaten Blora
1. Nuryanta, S.Kep, Ns.M.M
2. dr. Hery Prasetyo
Pemerintah Kabupaten Purworejo
1. dr. Wuryanto Hadi Pranoto, Sp. PD
Kementerian Kesehatan
1. Destara Putra Awalukita
2. Soehendro, S.Km., M.Kes
"Taspen menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya karena kami berkomitmen berperan aktif mendukung pemerintah menangani pandemi. Sehingga tidak ada lagi para pahlawan bangsa yang harus gugur membela kepentingan banyak orang dan mengorbankan nyawanya sendiri," ungkap Kosasih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cegah Kerumunan, Satgas Covid-19 Sarankan Warga Belanja Lebaran Secara Online
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan tingginya mobilitas penduduk jelang lebaran yang memicu kerumunan. Dia menyarankan masyarakat untuk berbelanja kebutuhan lebaran secara online agar tak terjadi kerumunan dan penumpukan di pusat-pusat perbelanjaan.
Wiku mengatakan bahwa masyarakat sangat tidak disarankan berbondong-bondong mendatangi pusat-pusat perbelanjaan. Pasalnya, hal ini dapat menimbulkan kerumunan dan berpotensi memicu klaster penularan Covid-19.
"Masyarakat dapat memilih opsi berbelanja yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), yaitu berbelanja online untuk meminimalisir terpapar virus COVID-19," jelas Wiku dikutip dari siaran persnya, Rabu (5/5/2021).
Menurut dia, Satgas Covid-19 menemukan masih terjadi kenaikan mobilitas penduduk meski telah ada kebijakan pengetatan mobilitas dan pelarangan mudik Lebaran 2021. Kenaikan mobilitas ini terjadi di pusat perbelanjaan.
Wiku menyampaikan kenaikan mobilitas penduduk ini dikhawatirkan akan diikuti kenaikan kasus Covid-19, seperti yang terjadi pada waktu sebelumnya. Dia pun berharap kenaikan mobilitas ini tidak mengganggu kondisi Covid-19 nasional yang saat ini sudah cukup stabil.
"Setiap daerah tanpa terkecuali harus benar-benar melakukan antisipasi potensi lonjakan," katanya.
Wiku meminta pemerintah daerah menyusun mekanisme aktivitas sosial dan ekonomi yang dapat dengan mudah mengawasi pergerakan masyarakat. Tujuannya, untuk mencegah kerumunan maupun interaksi fisik yang dapat menjadi cara penularan virus corona yang lebih masif.
"Untuk menjamin sistem yang dibuat dapat dijalankan dengan baik maka buatlah satuan tugas khusus untuk melakukan pembinaan di lapangan," tutur Wiku.
Baca Juga
Advertisement