Rusia hingga China Jadi Isu dalam Pertemuan Menlu Negara G7 di London

Sejumlah isu seperti perubahan iklim, Rusia, dan China akan menjadi isu-isu utama dalam agenda pembicaraan rapat kelompok negara G7.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2021, 14:55 WIB
Para Menlu negara kelompok G7 di London, Inggris (AP)

Liputan6.com, London - Menteri luar negeri dari negara-negara industri atau dikenal sebagai Kelompok 7 (G7) melakukan pertemuan di London pekan ini.

Sejumlah isu seperti perubahan iklim, Rusia, dan China akan menjadi isu-isu utama dalam agenda pembicaraan rapat kelompok negara G7 tersebut, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (5/5/2021).

Ini merupakan pertemuan G7 secara langsung yang pertama dalam dua tahun, setelah pandemi virus corona memaksa pertemuan para menlu di Pittsburgh pada 2020 diselenggarakan secara virtual.

Rusia sudah dikeluarkan dari apa yang dulu merupakan pertemuan G8 pada 2014, setelah negara itu menganeksasi Semenanjung Krimea.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken pada Senin (3/5) mengecam Moskow atas pengerahan pasukannya baru-baru ini ke perbatasan Ukraina.

"Kami sangat fokus pada tindakan Rusia dan kemana arahnya," kata Blinken kepada para wartawan di London.

"Presiden Biden sejak lama sudah sangat jelas, termasuk sebelum dia jadi presiden, kalau Rusia memilih untuk bertindak tanpa perhitungan atau agresif, kami akan menanggapi. Namun, kami tidak akan melakukan eskalasi. Kami lebih suka memiliki hubungan yang stabil dan pasti," imbuhnya.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Tantangan dari China

Antony Blinken. (AFP)

Blinken juga menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh China.

"Bukan maksud kami untuk membendung China atau menahan China," kata Blinken.

"Apa yang kami coba lakukan adalah menegakkan tatanan berbasis aturan internasional yang telah begitu banyak diinvestasikan negara kami selama puluhan tahun untuk meraih manfaat, tidak hanya untuk warga kami tetapi rakyat di seluruh dunia, termasuk China."

Media pemerintah China, Selasa (4/5), menuduh Amerika "sengaja membesar-besarkan apa yang disebut ancaman China" dan berusaha "menyebarkan perpecahan di antara China dan dunia."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya