Liputan6.com, Paris - Prancis setuju menjual 30 unit jet tempur Rafale ke Mesir. Seorang sumber yang terlibat dalam kontrak membenarkan laporan bahwa kedua negara tengah menjalani kesepakatan pertahanan rahasia.
Situs investigasi Disclose, mengutip dokumen rahasia yang diperolehnya, mengatakan kesepakatan itu telah ditandatangani pada 26 April 2021 atas perintah Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi sebagai bagian dari kontrak pertahanan senilai hampir empat miliar euro.
Advertisement
Dikatakan bahwa kesepakatan itu terdiri dari tiga kontrak berbeda, sejauh ini yang terbesar adalah pembelian 30 jet tempur Rafale senilai 3,75 miliar euro atau setara Rp 64,9 triliun dari produsen Prancis Dassault, demikian dikutip dari laman timesofisrael, Rabu (5/5/2021).
Dua kontrak juga diberikan kepada MBDA dan Safran Electronics and Defense, yang keduanya memproduksi peralatan untuk rudal.
Volume total transaksi dengan demikian 3,95 miliar euro, katanya.
Seorang sumber yang dekat dengan kontrak, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengonfirmasi kepada AFP bahwa Mesir telah memesan 30 jet tempur lagi tetapi tidak memberikan rincian tentang biayanya.
Saat dihubungi oleh AFP baik kementerian pertahanan Prancis dan Dassault menolak berkomentar, tetapi sumber pemerintah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan: "Diskusi yang sangat maju telah terjadi dengan Mesir dan pengumuman resmi bisa segera datang."
Disclose mengatakan bahwa porsi keuangan dari perjanjian itu sedang ditandatangani pada Senin 3 Mei, dengan Mesir mendapatkan pinjaman yang dijamin oleh Prancis untuk melakukan pembelian.
Prancis menganggap Mesir sebagai klien utama industri pertahanannya. Mesir adalah negara asing pertama yang membeli jet Rafale pada 2015 -- membeli 24 jet tempur.
Saksikan Video Berikut Ini:
Laku Keras
Pembelian oleh Qatar, India, dan Yunani telah mengubah pesawat tersebut menjadi salah satu kesuksesan industri pertahanan utama Prancis.
Disclose mencatat bahwa kesepakatan itu terjadi setelah kunjungan kenegaraan yang sangat kontroversial ke Paris oleh Sissi pada Desember 2020 yang diselenggarakan oleh Presiden Emmanuel Macron.
Mesir dan Prancis tengah menikmati hubungan yang semakin dekat di bawah pemerintahan sekuler mantan jenderal angkatan darat Sissi, dengan kepentingan yang sama di Timur Tengah dan kecurigaan yang sama terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Advertisement