Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai di bursa pada tahun ini. Salah satunya adalah PT Pertamina International Shipping (PIS). Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Ia mengatakan, untuk aksi go public Pertamina International Shipping ini maka kementerian akan melihat dari banyaknya aksi korporasi yang terjadi di pasar, sambil menentukan waktu yang tepat.
Advertisement
"Karena ada banyak dari swasta dan BUMN, tentu nanti kita akan sesuaikan pada saat yang tepat. Tapi Insyaallah tahun ini, untuk bulannya kita belum bisa beritahu," kata Erick Thohir dalam acara peresmian Pertamina International Shipping menjadi subholding shipping pertama pada Rabu (5/5/2021).
Karena perlu ada koordinasi dan sosialisasi dengan berbagai pihak, maka Erick Thohir belum bisa mengungkapkan lebih lanjut mengenai rencana go public ini.
Erick juga menyambut baik peresmian Pertamina International Shipping untuk menangani shipping dan logistik. Kehadiran Pertamina International Shipping dinilai akan mewujudkan integrasi logistik kelautan dan sebagai langkah strategis untuk mengatasi persoalan supply chain di Tanah Air.
Supply chain di Indonesia, katanya, sebagai negara kepulauan merupakan hal yang sangat penting. "Supply chain di negara kepulauan sangat penting, terutama BUMN dan Pertamina, harus punya langkah besar untuk memastikan logistik supply chain ini menjadi lebih baik," tutur Erick Thohir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
14 BUMN Siap IPO, HIPMI: Bakal Tarik Banyak Investor Asing
Sebelumnya, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir, yang akan melakukan penawaran umum saham perdana BUMN ke publik atau IPO sebanyak 14 perusahaan BUMN.
Menurutnya, seluruh sektor dan perusahaan pelat merah yang akan melakukan IPO berpotensi meningkatkan kapitalisasi pasar di BEI.
"Dengan adanya tambahan dana dari IPO ke perusahaan dan anak usaha BUMN akan berpengaruh positif, terlebih jika dana hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis dan meningkatkan value perusahaan BUMN itu sendiri ," kata Maming, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Maming berpendapat, perusahaan-perusahaan tersebut berpeluang untuk meningkatkan kinerja harga sahamnya pasca IPO karena penetapan IPO-nya menarik bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi. Sehingga terjadi apresiasi, dipastikan pasca IPO harga sahamnya melonjak dan membuat investor tertarik pada saham-saham tersebut.
"Tidak hanya lokal, saham-saham BUMN calon Tbk tersebut juga bakal diminati investor asing. Asalkan, BUMN tersebut berbisnis dengan baik, termasuk isu lingkungan dan memberikan nilai tambah," ujarnya.
Senada, Mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu meyakini, langkah tersebut bagus untuk meningkatkan kinerja dalam jangka panjang secara berkesinambungan. Selain itu, Ia menilai rencana BUMN dan anak usaha BUMN masuk BEI melalui mekanisme IPO akan memperkuat daya saing perusahaan pelat merah tersebut.
"Apa yang dilakukan oleh Abang Menteri Erick Thohir ini sejatinya adalah upaya restrukturisasi atau perbaikan kinerja BUMN yang sangat progresif dibandingkan dengan Menteri BUMN sebelum-sebelumnya. Kami mendukung gebrakan ini dan berharap rencana IPO tersebut dapat terealisasi semuanya dalam waktu kurang dari satu tahun,” ungkap Maming.
Advertisement
Melantai di Bursa
Lantaran, selain untuk memperbaiki kinerja, melantainya BUMN di bursa bisa membuka kolaborasi dengan pengusaha lokal, daerah dan nasional. Jadi jangan hanya sinergi BUMN perlu sinergi dengan swasta.
“Karena kondisi perlu kolaborasi untuk memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Sebagai informasi, 14 perusahaan dan anak usaha BUMN yang menggelar IPO di BEI adalah Pertamina International Shipping, Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Pertamina Hilir, Indonesia Healthcare Corporation, dan Bio Farma Vaksin.
Selanjutnya, EDC and Payment Gateway Himbara, Pupuk Kalimantan Timur, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), Telkom Data Center, Inalum Operating, MIND ID, dan Logam Mulia.