Liputan6.com, Garut - Untuk memastikan keamanan bahan pangan menjelang datangnya Idul Fitri 1442 Hijriah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut Jawa Barat (Jabar), melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasar. Salah satunya melakukan uji tes klinis bahan pangan, ke beberapa pasar tradisional di Garut.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Garut Supriatna mengatakan, tujuan dari sidak pasar tersebut, untuk mengawasi sekaligus keamanan bahan pangan terutama pangan segar di sekitar pasar di wilayah hukum Garut.
“Salah satunya melindungi masyarakat dari kemungkinan terkena cemaran pangan,” ujarnya, Rabu (5/5/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dalam pelaksanaannya, tim gabungan yang berasal dari perwakilan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD).
Mulai dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP), Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak), Dinas Kesehatan (Dinkes), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut.
Mereka melakukan sidak di dua tempat, yakni di Jalan Mandalagiri dan Pasar Guntur, termasuk juga ke produsen ayam potong di Jalan Guntur.
Hasilnya, dari 20 sampel sayuran dan buah-buahan yang diuji melalui tes di lokasi, seluruhnya bebas dan tidak tercemar bahan kimia maupun pestisida. Sementara beberapa bahan yang diambil untuk uji klinis di laboratorium daerah, yakni daging, cabai, tomat dan buah-buahan.
“Kurang lebih ada 20 sampel kemudian buah-buahannya ada jeruk, pir dan anggur,” katanya di Garut.
Untuk memastikan keamanan dan keselamatan, Supriatna mengimbau masyarakat untuk selalu membeli bahan pangan yang segar tanpa kerusakan, sehingga aman bagi tubuh.
“Hindari pangan-pangan yang sudah rusak, baik busuk atau tercemar obat kimia berbahaya,” ujarnya mengingatkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Imbauan Masyarakat
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Dinas Peternakan dan Kelautan Garut, Agustina menuturkan, ada sekitar 30 sampel produk pangan asal hewan ternak yang diuji laboratorium dalam sidak pasar itu. Sebut saja daging ayam segar, serta beberapa pangan olahan segar seperti sosis, nugget, bakso.
“Alhamdulillah hasilnya negatif, jadi tidak ada penyimpangan dalam pemberian boraks, formalin, maupun penjualan bangkai ayam,” katanya.
Agar mendapatkan bahan pangan berkualitas, Agustina berharap masyarakat lebih teliti dalam membeli makan pangan terutama yang berasal dari hewan ternak, sehingga aman saat dikonsumsi.
“Untuk daging sapi itu warnanya merah, segar, berbau khas daging tidak berbau busuk, dan untuk daging ayam itu warnanya putih, terlihat mengkilap, waktu dipegang itu dia kenyal,” ucapnya.
Dalam sidak tersebut, tim gabungan menggunakan beberapa rapid test mulai rapid test borak, formalin, serta rapid untuk uji bangkai ayam.
Advertisement
Harga Ayam Potong
“Untuk masyarakat semoga pandai memilih mana yang daging baik, mana yang kurang layak untuk dikonsumsi bagi kita semua,” pinta Agustina.
Salah satu pedagang di Pasar Guntur Ciawitali, Atin (52 menuturkan, beberapa bagian ayam yang diperiksa oleh petugas diantaranya yakni usus, hati dan bagian lainnya.
“Kita juga dilihat cara motongnya, ini liat usus, sama ini hati ampelanya,” ungkapnya.
Atin mengaku, selama ini ia langsung memotong ayamnya tanpa menggunakan mesin potong. Dia menjual daging ayam dari harga Rp37.000 per Kilogram.
“Kadang kalau ada yang nawar Rp36.000 per Kg, ya dikasih aja, sedikit juga untungnya,” katanya.