Serbia Akan Beri Uang Rp 430 Ribu Bagi Warga yang Mau Divaksin COVID-19

Pemerintah Serbia menawarkan uang bagi warganya yang bersedia mendapat vaksin Covid-19 sebelum akhir Mei.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2021, 21:00 WIB
ilustrasi vaksin. Photo by Daniel Schludi on Unsplash

Liputan6.com, Belgrade - Pemerintah Serbia menawarkan uang bagi warganya yang bersedia mendapat vaksin Covid-19.

Presiden Serbia mengatakan, pada Rabu (5/5/2021), bahwa negaranya akan membayar setiap warga negara yang mendapat suntikan COVID-19 sebelum akhir Mei, dalam apa yang bisa menjadi skema cash-for-jabs pertama di dunia.

Negara Balkan membeli jutaan dosis - dari perusahaan Barat serta China dan Rusia - dan menjadi pusat vaksin regional ketika negara itu menawarkan kesempatan kepada orang asing untuk diinokulasi.

Namun, melansir France24 pada kamis (6/5/2021), setelah memvaksinasi penuh sekitar 1,3 juta dari tujuh juta penduduknya, upaya itu mulai terhenti.

"Semua ... yang menerima vaksin pada 31 Mei akan mendapatkan25 euro atau setara Rp 430 ribu," kata Presiden Aleksandar Vucic kepada media lokal, menambahkan bahwa ia memperkirakan tiga juta akan divaksinasi pada akhir bulan.

Vucic mengatakan, negara ingin "memberi penghargaan kepada orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab".

Namun dia menambahkan, pegawai negeri yang tidak menerima vaksin tidak akan mendapat cuti jika tertular virus.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


harapan untuk Meningkatkan Peluncuran Vaksin

Ilustrasi Konspirasi Penemuan Vaksin Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Serbia berharap untuk lebih meningkatkan peluncuran vaksin dengan penyediaan lokasi, seperti di pusat perbelanjaan dan memberi hadiah voucher kepada sukarelawan.

"Saya belum pernah menemukan dalam literatur medis siapa pun yang dibayar untuk vaksinasi COVID-19," kata ahli epidemiologi Serbia Zoran Radovanovic kepada AFP.

"Jadi kami mungkin yang pertama tidak hanya di Eropa, tapi juga di dunia."

Namun, dia memperingatkan bahwa merangsang dorongan vaksinasi dengan uang bisa menjadi pedang bermata dua.

"Ini akan mendorong beberapa dari mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim untuk divaksinasi, tetapi itu akan menghasilkan resistensi dengan beberapa yang lain," kata Radovanovic.

"Logikanya, jika negara membayar saya untuk melakukan sesuatu yang dikatakannya demi kebaikan saya sendiri, maka ada sesuatu yang mencurigakan."

Beberapa perusahaan telah menawarkan insentif kepada karyawan untuk mendapatkan suntikan COVID-19, dan negara-negara miskin di Asia dan Afrika diketahui telah menawarkan penghargaan kepada mereka yang divaksinasi dalam kampanye lain - tetapi tidak sejak pandemi terjadi.

 

Reporter: Lianna Leticia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya