Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran di Wilayah Sulawesi Selatan Terpantau Stabil

Wilayah Sulawesi Selatan, beberapa bahan pokok justri terpantau mengalami penurunan harga jika dibandingkan pada awal Ramadhan, seperti bawang, cabai, ayam, dan telur

oleh Tira Santia diperbarui 06 Mei 2021, 19:00 WIB
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Kanwil VI Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar, Hilman Pujana, mengatakan harga bahan pokok di Sulawesi Selatan khususnya di Makassar menjelang hari raya Idul Fitri 2021 terpantau stabil.

Menurutnya, beberapa bahan pokok justri terpantau mengalami penurunan harga jika dibandingkan pada awal Ramadhan, seperti bawang, cabai, ayam, dan telur.

“Sampai dengan saat ini belum ditemukan adanya bahan pokok yang mengalami kenaikkan dika dibandingkan dengan waktu awal Ramadhan,” kata Hilman Pujana dalam konferensi pers Hasil Pantauan KPPU atas Komoditas Pangan menjelang Lebaran, Kamis (6/5/2021).

Berdasarkan pantauannya, tidak ada kelangkaan yang terjadi di pasar dan seluruh bahan pokok masih tersedia dengan harga yang relatif stabil.

Secara rinci ia menyebutkan, untuk harga beras premium awal Ramadhan Rp 12.000 per kg, dan harga saat ini masih dikisaran yang sama Rp 12.000. Sama halnya harga daging sapi masih diangka Rp 120.000 per kg.

Bahkan beberapa komoditi ada yang alami penurunan harga, seperti daging ayam pada awal Ramadhan dikisaran Rp 27.500 per kg kini menjadi Rp 27.000.

Hal serupa juga dialami oleh komoditi cabai rawit, sebelumnya Rp 76.000 per kg menjadi Rp 70.000 per kg. Lalu, telur semula Rp 44.000 per kg turun jadi Rp 38.000 per kg. Bawang merah menjadi Rp 21.000 per kg padahal sebelumnya Rp 28.000 per kg.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Survei Daerah Lain

Seorang pembeli melintas di antara kios di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain melakukan survei di Makassar, Kanwil VI KPPU juga melakukan survei pasar di beberapa daerah lain untuk mengidentifikasi anomaly harga berdasar jarak dengan sentra produksi, seperti Maros, Soppeng, Parepare, Bone, dan Barru.

“Sejak menjelang Ramadhan sampai menjelang idul fitri, Kanwil VI berupaya menggandeng Pemerintah Daerah untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap distribusi bahan pokok dalam momen HKBN,” ujarnya.

Hasilnya, beberapa Pemerintah daerah menanggapi positif inisiatif Kanwil VI tersebut, seperti Pinrang, Soppeng, dan SIdrap yang merupakan daerah sentra produksi pangan serta Pare-pare yang merupakan daerah simpul perdagangan antar pulau selain Makassar.

Disamping itu, Kanwil VI juga mengecek rantai pasok dari dua komoditas pokok yang perdagangannya juga untuk memenuhi kebutuhan provinsi lain, yaitu telur ayam ras dan sapi. Dari dua komoditas tersebut, Kanwil VI bersama dengan Pemda setempat melakukan survei bukan hanya ke peternak tetapi juga ke pedagang perantara.

“Dari penelitian sementara tersebut belum ditemukan, adanya hambatan distribusi maupun persaingan usaha yang tidak sehat,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya