6 Merek Sarung Ternama di Indonesia, Ada yang Berawal dari UKM sampai Penanda Sosial

Sarung dimiliki oleh semua kalangan, sifatnya plural, dan bisa digunakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.

oleh Henry diperbarui 07 Mei 2021, 03:03 WIB
Pengunjung Festival Sarung Indonesia 2019 di Plaza Tenggara Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (3/3). Festival ini untuk menghidupkan kesadaran dan kebanggaan generasi muda akan kekayaan budaya Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi masyarakat Indonesia, sarung atau kain sarung bukan hanya digunakan sebagai pelengkap untuk beribadah, tapi juga dipakai untuk pelengkap berbusana, selimut ketika tidur, bahkan untuk bermain dan masih banyak lagi. Sarung tidak mengacu pada satu identitas agama tertentu saja, tetapi dimiliki oleh semua kalangan, sifatnya plural, dan bisa digunakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.

Sarung masuk ke Indonesia sekitar abad ke-14 dari Yaman. Kini, sarung sudah menjadi simbol budaya bangsa yang patut dibanggakan. Anda bisa mendapatkan sarung dengan mudah di pasaran. Namun, untuk menentukan sarung yang tepat dan terbaik, tentu Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal penting, seperti kualitas bahan, motif, kerapatan, jahitan, merek serta harganya.

Ada beberapa sarung yang paling banyak digemari masyarakat. Dilansir dari beragam sumber, berikut enam merek sarung yang dikenal luas di Indonesia.

1. Atlas

Sarung Atlas diproduksi oleh PT. BEHAESTEX, perusahaan yang berdiri sejak 1953 dan mengklaim sebagai pionir dalam industri sarung. Atlas mulai diproduksi pertengahan 1980-an. Merek ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand dan Original Brands pada 2011.

Sarung Atlas terbuat dari bahan T/R (Tetoron Rayon) atau yang biasa disebut palekat. Kata palekat sendiri sebenarnya berasal dari kata pelekat, yaitu kain sarung tenun (berloreng-loreng atau bertapak catur) yang berasal dari Negeri Pelekat di Pantai Koromandel, India.

2. Wadimor

Wadimor termasuk salah satu merek sarung terpopuler di Indonesia. Merek yang menyasar kalangan menengah ini selama beberapa tahun belakangan menjadi sponsor acara keagamaan di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Nama mereka pun cukup dikenal oleh masyarakat luas karena iklannya yang cukup sering tayang di televisi. Wadimor diproduksi oleh PT. SUKORINTEX yang berlokasi di Batang, Jawa Tengah. Selain memproduksi kain sarung, benangnya pun diproduksi sendiri di bawah naungan bendera PT. SUBA SPINNING MILLS.

Produk WADIMOR terbagi menjadi 10, jenis yaitu Reguler, Executive, Exclusive, Premium, Superior, Deluxe, Mode Sutra, Tikar, Jacquard, dan Kids. Masing-masing produk terdiri dari berbagai motif.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


3. Gajah Duduk

Kain sarung | foto : istimewa

Sarung produksi PT. PISMATEX, ini sudah beredar di pasar Indonesia sejak 1972. Mereka kabarnya memilih gajah duduk sebagai logo karena lambang gajah sebagai binatang kuat dan besar. Gajah Duduk melambangkan pemimpin pasar sarung di Indonesia.

Mereka pernah beberapa kali meraih penghargaan Topbrand dan Superbrands. Pada 2015, PT. PISMATEX berhasil mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 yang artinya merek ini berhasil mempertahankan keunggulan mutunya. Secara umum, variannya terdiri dari Platinum, Premium, Medium, dan Standar yang masing-masing memiliki ciri khas motif.

4. Sapphire

Sarung Sapphire diproduksi oleh PT DUTATEX (Duta Ananda Utama Textile) yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah. Didirikan pada 1974, usaha mereka berawal dari IKM (Industri Kecil Menengah) dan kini telah menjelma menjadi UKM (Usaha Kecil Menengah). Hasil produksinya telah diekspor ke beberapa negara d Asia Tenggara.

Sarung ini menggunakan bahan baku lokal dengan pewarna impor, Untuk bertahan di pasar kalangan menengah, Sapphire tidak hanya mempertahankan corak palekat biasa, tapi beralih ke corak songket untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen yang lebih menyukai sarung dengan motif timbul, nonlurik, atau kotak dan bunga yang dibuat dengan ATMB.


5. Mangga

Pengunjung melihat-lihat produk kain tenun yang dipamerkan di Festival Sarung Indonesia 2019, Plaza Tenggara Kompleks GBK, Jakarta, Minggu (3/3). Festival ini diikuti sejumlah perajin sarung tenun dari berbagai daerah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sarung cap Mangga atau Sarung Mangga diproduksi PT. PAJITEX (Panggung Jaya Indah Textile) yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam proses produksinya menggunakan mesin-mesin produksi Jerman yang terkenal dengan teknologi unggulnya.

Sarung Mangga sudah ada di pasar Indonesia sejak berdirinya PT PAJITEX pada 1989. Kategori utama produknya terdiri dari delapan varian, yaitu Jacquard, Songket, Millenium, Diamond, Gold, Fiesta, Prima, dan Junior. Masing-masing kategori memiliki subproduk yang beragam varian dan motifnya.

6. BHS

BHS telah ada di pasar sarung Indonesia bersamaan dengan berdirinya PT. BEHAESTEX pada 1953 dan satu grup dengan Sarung Wadimor. BHS diproduksi menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), menghasilkan sarung sutera yang mendapat tempat tersendiri di hati konsumennya.

Sarung ini hanya memiliki dua varian, yaitu BHS Gold dan BHS Silver yang berbeda dari segi motif, kemasan, dan harga. Sarung ini termasuk kelas premium karena dibanderol dengan harga lebih dari Rp750 ribu per potong dan menyasar kalangan menengah ke atas dengan produknya yang eksklusif. Salah satu fakta menarik dari sarung ini, BHS digunakan oleh masyarakat di Pulau Madura sebagai pertanda sosial bagi yang sudah beribadah haji.


Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya