Liputan6.com, Delhi - Penasihat pemerintah India mengumumkan bahwa gelombang ketiga COVID-19 akan terjadi. Hal itu diungkap meski India masih belum beres menghadapi tsunami COVID-19 di gelombang kedua.
"Tahap ketiga tidak terhindari melihat tingginya level virus yang beredar, tetapi tidak jelas kapan tahap ketiga ini akan terjadi," ujar Dr. Vijay Raghavan, pemimpin penasihat ilmiah pemerintah India, seperti dilaporkan Hindustan Times, Kamis (6/5/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dr. Vijay Raghavan berkata kedatangan tahap ketiga itu mesti dipersiapkan. Ia terutama menyorot varian COVID-19.
Peneliti di India menyebut varian Inggris (B.1.1.7) yang 50 persen lebih menular sedang menurun di India. Akan tetapi, varian mutan ganda (B.1.6.1.7) justru sedang melonjak.
Kehadiran varian itu disebut Vijay sebagai salah satu pemicu gelombang kedua. Menurunnya kewaspadaan juga menjadi faktor.
Vijay berkata biasanya gelombang kedua lebih kecil, namun ternyata gelombang kedua COVID-19 di India jauh lebih besar dari perkiraan.
"Gelombang kedua dengan keganasan seperti ini tidaklah diprediksi," ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
21 Juta Kasus COVID-19
Kasus harian COVID-19 di India kembali tembus 400 ribu. Total seluruh kasus di India mencapai 21 juta.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan India, Kamis (6/5/2021), sebanyak 72,19 persen kasus berasal dari 10 negara bagian saja. Sama seperti sebelumnya, kasus terbanyak berasal dari Maharashtra.
Beberapa bsgisn yang mencatat kasus tertinggi adalah Maharashtra, Kerala, Uttar Pradesh, Tamil Nadu, Delhi, dan Bengal Barat.
Kasus aktif di India berjumlah 3,5 juta kasus, atau 16,92 persen dari total kasus positif. Angka tertinggi berasal dari Maharashtra.
Kasus kematian harian sebanyak 3.980 pasien. Totalnya ada 230 ribu kematian tercatat karena COVID-19 di India.
Advertisement