Liputan6.com, Jakarta - Rasa kantuk yang datang seusai makan sahur kerap kali tak terelakkan, terutama di hari-hari penghujung Ramadan. Namun, bagi individu yang punya riwayat penyakit lambung Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) sebaiknya menghindari langsung tidur usai makan. Jika jeda antara makan dan tidur terlalu cepat, bisa membuat asam lambung naik.
Individu yang memiliki GERD disarankan tidur paling cepat dua jam setelah makan, seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastrologi Ari Fahrial Syam.
Advertisement
"Jadi kalau misalnya makan jam delapan malam, maka secepat-cepatnya tidur pukul 10 malam, karena kita bicara gravitasi kan," kata Ari Fahrial.
Jika seseorang tidur usai makan dan tidak menggunakan bantal atau bantal pendek sekalipun, itu akan membuat makanan yang ada di lambung berbalik arah ke kerongkongan.
Jeda antara makan dan tidur memerlukan waktu lebih panjang dari dua jam jika yang dikonsumsi adalah makanan berlemak. Bila langsung tidur usai makan berlemak keluhan GERD bisa muncul.
"Bila disertai makan pedas dan asam, itu akan memperparah keadaan," kata Ari.
Hindari Makanan Berlemak
Pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini pun menyarankan agar orang dengan riwayat GERD membatasi asupan lemak di hari-hari saat Lebaran maupun pasca-Lebaran seperti saat ini. Batasi juga konsumsi jeroan maupun seafood serta lemak yang terkandung dalam camilan yang ada di kue-kue lebaran mengandung cokelat maupun keju.
GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke atas (kerongkongan). Pada saat kondisi GERD, biasanya pasien mengalami rasa panas terbakar. Kondisi itu disebabkan asam lambung naik ke atas. Dada juga seakan terbakar. Pada beberapa pasien GERD, gejala mulut pahit dapat dialami.
"Kalau berlanjut terus, bisa saja giginya sampai ngilu-ngilu gitu. Telinga dan tenggorokan juga nyeri. Bahkan suara juga serak dan jadi batuk-batuk," Ari menerangkan di kesempatan berbeda beberapa waktu lalu.
Advertisement