Cadangan Devisa Naik pada April 2021, IHSG Justru Parkir di Zona Merah

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 0,41 persen ke posisi 5.945,93.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mei 2021, 12:18 WIB
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sempat berada di zona hijau, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Jumat, (7/5/2021). Pelemahan IHSG terjadi di tengah rilis data cadangan devisa.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 0,41 persen ke posisi 5.945,93. Indeks saham LQ45 turun 0,51 persen ke posisi 884,42. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada sesi pertama, IHSG berada di kisran 5.942-5.994. Sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. 184 saham menguat dan 173 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 608.361 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 4,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 39,60 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.304.

Sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham industri dasar naik 0,79 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham aneka industri menanjak 0,77 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,48 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan turun 0,99 persen, dan pimpin pelemahan. Diikuti sektor saham perdagangan susut 0,63 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,41 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Top Gainers dan Losers

Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun tajam karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang catat top gainers antara lain:

-Saham KONI naik 24,80 persen

-Saham APEX naik 24,52 persen

-Saham BAJA naik 23,13 persen

-Saham LMSH naik 22,69 persen

-Saham MICE naik 21,71 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LUCY turun 9,82 persen

-Saham ASMI turun 6,88 persen

-Saham AIMS turun 6,79 persen

-Saham PGLI turun 6,78 persen

-Saham MORE turun 6,75 persen


Aksi Investor Asing

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham ANTM senilai Rp 35,5 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 35 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 30,8 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 24,9 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 24,9 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 42,3 miliar

-Saham MNCN senilai Rp 23 miliar

-Saham INKP senilai Rp 20,4 miliar

-Saham TOWR senilai Rp 11,2 miliar

-Saham INTP senilai Rp 8,9 miliar


Bursa Saham Asia

Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,22 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,74 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,13 persen.

Lalu indeks saham Thailand menguat 0,89 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,21 persen, indeks saham Singapura menguat 0,76 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 1,34 persen.


Cadangan Devisa

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia sampai bulan April mengalami peningkatan. Cadangan devisa tercatat USD 138,8 miliar atau setara Rp 1,98 triliun. Naik dari sebelumnya USD 137,1 miliar atau setara Rp 1,95 triliun.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar USD 138,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar USD 137,1 miliar," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat, 7 Mei 2021.

Erwin mengatakan, peningkatan tersebut didorong penerimaan pajak dan jasa. Termasuk juga penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada April 2021 terutama dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," kata Erwin.

Posisi cadangan devisa yanga ada saat ini setara dengan pembiayaan 10 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata dia.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Hal ini seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya