Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait pandemi yang diklaim hadir setiap 100 tahun sekali. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang mengunggahnya adalah bernama Kika Dulen. Dia mempostingnya di Facebook pada 1 Mei 2021.
Advertisement
Dalam unggahannya terdapat postingan dengan narasi sebagai berikut:
"Dyk?
1720: wabah besar Marseille
1820: pandemik chorella di Asia
1920: flu spanyol
2020: virus corona
Ada teori bahwa setiap 100 tahun pandemi terjadi."
Selain itu ada juga akun bernama Axire yang mengunggah postingan pada 20 Oktober 2020. Dalam postingannya terdapat narasi:
"1720: The Great Plague of Marseille
1820: The Cholera Pandemic in Asia
1920: Spanish Flu
2020: Coronavirus outbreak
There is a theory that every 100 years a Pandemic's happen."
Lalu benarkah pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali seperti dalam postingan?
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetik kata kunci "pandemics happen every 100 year" di mesin pencarian Google. Di sana terdapat artikel berjudul "Instagram video falsely claims pandemics happen every 100 years" yang tayang di AFP Fact Check pada 7 Mei 2021.
Dalam artikel tersebut AFP Fact Check mendapat penjelasan dari WHO. "Epidemi untuk penyakit tertentu bersifat siklus. Namun untuk pandemi seperti covid-19 tidak bisa diprediksi karena ini penyakit baru."
Selain itu AFP Fact Check juga meminta penjelasan dari Elizabeth O'Brien, Asisten Profesor Sejarah Kedokteran di Universitas Johns Hopkins. Ia mengatakan tidak ada dasar untuk klaim tersebut.
"Tidak benar pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali. Pernyataan seperti itu seperti meremehkan pandemi yang tak kalah besar lainnya seperti kolera pada abad ke-19, pandemi influenza (virus H2N2) pada tahun 1957-58 dan pandemi influenza H1N1 tahun 2009."
Selain itu juga terdapat penjelasan dari Dr Scott Podolsky, Profesor Kesehatan Global dan Kedokteran Sosial dari Harvard Medical School.
"Pernyataan postingan ini seperti dipaksakan. Flu Spanyol sendiri dimulai pada tahun 1918 bukan 1920," ujar Podolsky.
Sementara terkait pandemi kolera tahun 1820 tampaknya merujuk pada wabah yang berasal dari Jessore, India tahun 1817. Kemudian wabah ini menyebar ke seluruh India sebelum mencapai Thailand dan Indonesia tahun 1820 sebelum menyebar ke luar Asia.
Sedangkan tahun 1720 yang disebut sebagai pandemi juga salah. Pasalnya wabah itu hanya terjadi di Prancis saja.
"Epidemi umumnya bersifat regional (komunitas, bangsa, dll), sementara pandemi menyebar ke berbagai wilayah."
Selain itu terdapat juga artikel berjudul "Fact-check: Has a pandemic occurred every 100 years?" yang tayang di Statesman.com pada 10 April 2020.
Dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa postingan itu tidak benar. Wabah besar yang disebut tahun 1720 bukan merupakan pandemi karena sebagian besar terjadi di Prancis.
Sementara pandemi kolera terjadi pada tahun 1817 atau tiga tahun sebelum yang disebut dalam postingan. Demikian juga pandemi flu Spanyol yang terjadi tahun 1918.
Selain itu pandemi lain juga terjadi selain yang disebutkan dalam postingan yang viral, seperti Wabah Besar London, pada 1665; demam kuning di akhir tahun 1800-an; flu H2N2 / Asia tahun 1957-1958; virus flu H3N2 pada tahun 1968; dan H1N1 / flu babi pada tahun 2009.
Sumber:
https://factcheck.afp.com/instagram-video-falsely-claims-pandemics-happen-every-100-years
https://www.statesman.com/news/20200410/fact-check-has-pandemic-occurred-every-100-years
https://www.politifact.com/factchecks/2020/apr/09/facebook-posts/pandemics-covid-havent-hit-exactly-every-100-years/
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali adalah tidak benar. Faktanya pandemi sama sekali tidak bisa diprediksi apalagi untuk penyakit baru.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement