Liputan6.com, Jakarta - Satu keluarga asal Gombong, Jawa Tengah nekat mudik dengan berjalan kaki ke Soreang, Kabupaten Bandung. Saat ditemui di Ciamis, Jumat (7/5/2021), keluarga ini mengaku sudah berjalan kaki selama enam hari. "Berangkat Minggu sore (dari Gombong), setelah Ashar," kata Dani, pemudik yang nekat mudik berjalan kaki bersama istri dan dua anak balitanya. Selama perjalanan, dia biasa beristirahat di pom bensin maupun masjid yang ditemui di perjalanan. Mereka sejenak melepas lelah di tempat tersebut.
Saat ditemui di Ciamis, Dani mengaku sudah enam hari berjalan kaki dari Gombong. Dirinya mengaku tidak ada gangguan berarti selama perjalanan mudik jalan kaki. Bahkan dirinya bersyukur banyak dermawan yang mau memberikan keluarganya makanan selama di perjalanan. Saat ditanya mengapa nekat jalan kaki, Dani mengaku tidak punya cukup uang untuk mudik menggunakan kendaraan umum. Gajinya sebagai buruh konveksi hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan.
Advertisement
Simak juga video pilihan berikut ini:
Kerumunan Kompetisi Tarkam Dibubarkan Polisi
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda, masyarakat di Sorong malah menggelar turnamen sepakbola yang mengundang kerumunan penonton. Alhasil, kerumunan itu langsung dibubarkan personel Polres Sorong. Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan mengatakan, ada ribuan penonton yang hadir menyaksikan turnamen partai final yang digelar pada pukul 08.00 WIT itu.
Sesuai dengan edaran Wali kota Sorong, seluruh kegiatan yang melibatkan kerumunan massa masih dilarang. Apalagi sebelumnya juga sempat terjadi keributan antarsuporter. Atas peristiwa itu, Polres Sorong memeriksa sejumlah orang, termasuk penanggungjawab turnamen yang ternyata tidak memiliki izin.
Advertisement
Pemudik dari Jakarta Ditemukan Positif Covid-19 di Tegal
CG (36) Seorang warga Kampung Sumurpanggang, Tegal, yang baru saja mudik dari Jakarta, terkonfirmasi positif Covid-19. Alih-alih ingin merayakan hari Lebaran bersama keluarga, CG harus rela diisolasi di Rusunawa Tegalsari selama 10 hari.
Sebelumnya diketahui, CG pulang ke Tegal dari Jakarta menggunakan bus bersama sekitar 20 orang lainnya. Sempat menolak diisolasi, CG akhirnya luluh setelah diberi penjelasan. Isolasi terpaksa harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di lingkungan keluarga CG sendiri.