Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Kamis 6 Mei 2021 kemarin menjadi sorotan. Pertemuan dua tokoh ini banyak dianggap sebagai penjajakan Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari bicara soal peluang Anies berduet dengan AHY di Pilpres 2024 mendatang. Menurut dia, Anies memang memiliki kedekatan dengan Demokrat.
Advertisement
"Kalau di Demokrat Anies pernah menjadi capres dalam konvensi di tahun 2018 atau sebelumnya jelang tahun 2014," ujar Qodari kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).
Anies juga terlihat akrab saat bertemu AHY di Balai Kota DKI. Dalam pertemuan itu, Anies memberi dukungan kepada AHY dan Demokrat yang didera isu kudeta, hingga nostalgia ketika berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu.
"Semua statement dari Anies baswedan itu katakanlah memberikan pujian kepada AHY mengenai kepemimpinan di Demokrat, maupun bercerita bagaimana 2017 lalu merasa terbantu dengan suara-suara yang sebelumnya memilih AHY di putaran pertama," ujar Qodari.
Pengamat politik ini sangat yakin, Anies akan maju sebagai calon presiden. Apalagi Anies konsisten masuk tiga besar dalam sejumlah survei. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, tingkat eksposur Anies di publik levelnya hanya di bawah Jokowi.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga memiliki banyak dukungan dari partai politik dan kelompok bebasis Islam, seperti PKS hingga PA 212.
Selain dukungan kelompok Islam, Anies juga berpotensi mendapat dukungan partai nasionalis. Demokrat dan Nasdem diyakini bisa memberikan dukungan, mengingat Anies memiliki hubungan dan komunikasi yang baik dengan dua parpol tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
3 Skenario Pilpres 2024
Qodari memprediksi ada tiga skenario di Pilpres 2024 nanti. Pertama, pasangan Joko Widodo-Prabowo Subianto melawan kotak kosong bila masa jabatan presiden bisa diamandemen.
Berikutnya, Anies berhadapan dengan Prabowo. Terakhir, Prabowo berpasangan dengan Anies dan akan melawan Ganjar Pranowo.
"Jadi skenario yang bisa terjadi ke depan kalau saya itu ada tiga. Pertama Jokowi-Prabowo melawan kotak kosong tentu syaratnya amandemen. Kedua adalah Prabowo melawan Anies. Ketiga Prabowo-Anies melawan Ganjar kalau itu terjadi kemungkinan ada dua putaran," jelasnya.
Namun, jika Anies akhirnya berpasangan dengan AHY, maka akan ada perdebatan siapa yang menjadi capres. Hanya saja jika melihat elektabilitas hari ini, Anies lebih berpeluang menjadi capres dan AHY sebagai cawapres.
"Kalau melihat data yang sekarang Anies konsisten di atas AHY sehingga membuka opsi Anies Capres dan AHY adalah cawapres di 2024 yang akan datang," jelas Qodari.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Merdeka.com
Advertisement