Liputan6.com, Jakarta Kegiatan orasi yang dilakukan Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah di mimbar Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta Utara, menuai kontroversi. Bahkan banyak kalangan yang melabeli Gus Miftah sebagai kafir.
Terkait hal tersebut, Gus Miftah saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, (6/5) Kamis malam mengatakan bahwa dirinya beserta Gubernur DKI, Anies Baswedan diundang untuk meresmikan gereja tersebut. Mulai dari Gubernur DKI hingga tokoh agama menyaksikan acara peresmian tersebut, dan Miftah menegaskan bahwa yang ia lakukan adalah orasi kebangsaan, buka tausiah maupun ceramah.
Advertisement
"Viral terkait kehadiran saya di gereja GBI penjaringan yang saat itu acara peresmian gereja bersama Gubernur DKI Jakarta. Kapasitas saya bukan datang sendiri tapi karena ada undangan dari pihak gereja melalui sahabat saya. Kemudian saya melihat salah satu agendanya adalah peresmian gereja yang juga dihadiri oleh Gubernur, Pak Anies. Maka dengan segala pertimbangan saya datang," ungkap Gus Miftah.
"Maka saya sampaikan, acara itu peresmian gereja dan saya datang untuk melakukan ORASI KEBANGSAAN, bukan ceramah atau tausiah. Mulai dari Gubernur sampai tokoh agama ada semua di sana, kalau kemudian saya dikatakan begini-begini, silakan itu perspektif publik," lanjutnya.
Simak Video Berikut Ini:
Disupport Para Guru
Gus Miftah mengatakan dirinya sudah paham betul soal hukum masuk gereja memang menimbulkan beberapa pendapat berbeda dari para ulama. Meski begitu, dirinya sudah memahami dan juga mendapat dukungan dari guru-gurunya soal apa yang telah ia lakukan.
"Toh hukum masuk gereja sendiri saya pahami dari beberapa rujukan memang berbeda pendapat. Saya kemudian bisa memahami yang menolak kehadiran saya katanya itu haram, Miftah kafir. Saya punya guru-guru yang mensupport bahwa itu yang saya lakukan benar dan saya menghormati kelompok yang kontra dengan saya," ujarnya.
Selain itu, Gus Miftah tak berani memastikan bahwa dirinya yang viral ini karena ada oknum yang tidak suka dengannya. Tapi baginya, ada yang suka dan tidak suka itu sudah biasa.
"Faktornya bukan hanya faktor hukum masuk gereja ya tapi faktornya antara like dan dislike aja," tukasnya.
(kapanlagi.com)
Advertisement