Target Produksi Batu Bara Meningkat, Intip Strategi ABM Investama

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, kuartal I 2021, perseroan mampu memproduksi 4,4 juta ton batu bara.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 07 Mei 2021, 23:18 WIB
Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2021, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menargetkan pertumbuhan produksi batu bara dibandingkan tahun lalu. Emiten berkode ABMM ini menegaskan target yang ditetapkan mencapai 13,5 juta ton.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, kuartal I 2021, perseroan mampu memproduksi 4,4 juta ton batu bara. Hal ini membuat perseroan akan merevisi terkait target produksi.

"Kalau kita melihat kuartal I kemarin, produksi batu bara ABM akan lebih tinggi dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan," ujarnya secara virtual, Jumat, (7/5/2021).

Selain itu, perseroan juga telah menyiapkan beragam strategi untuk mampu mempertahankan kenaikan produksi batu bara sepanjang 2021, salah satunya sinergi.

"Kenapa sinergi itu penting karena di tengah situasi yang sangat sulit aanak perusahaan kita bisa bertahan karena bekerja sama," ujar Adrian.

Tak hanya itu, tahun ini, perseroan juga akan meningkatkan volume dan kinerja operasional. "Kinerja operasional juga penting buat kita karena buat apa volume naik kalau kinerjanya enggak baik. Jadi volume naik tapi parameter kinerja juga baik," tuturnya.

Selanjutnya perusahaan akan melakukan cost review. Tak hanya berpatok pada biaya yang dikeluarkan tapi juga skill yang dimiliki pekerja. Perseroan tengah berusaha meningkatkan keterampilan mereka sehingga bisa memproduksi lebih banyak.

"Bukan hanya biaya tapi kami akan lakukan adalah meningkatkan produktifitas dari operasional kami misalnya satu orang menghasilkan seratus kalau skill ditambah bisa menghasilkan 125 jadi cost sama produksi meningkat," katanya.

Hal terakhir ialah mengeksplorasi peluang dengan menambah cadangan batu bara.

"Jadi ini adalah yang terakhir untuk menambah jangka panjang. Misalnya, hari ini batu bara kita sudah terdistribusi yang kita lakukan adalah mencari lahan baru untuk mengganti cadangan yang terjual setiap hari," ungkapnya.  

  

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19 di India

Sejumlah truk masuk ke dalam kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/12/2020). Deputi Bidang Perekonomian Setkab Satya Bhakti Parikesit menyampaikan upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi pemerintah telah mengeluarkan stimulus di sektor perdagangan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Meski kasus positif virus COVID-19 di India mengalami kenaikan sangat signifikan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menegaskan masih ekspor ke negeri Bollywood tersebut.

"Tahun lalu India sempat menutup (ekspor) di bulan April. Tahun ini kebijakan itu tidak diambil oleh pemerintah India, sehingga kita monitor terus, partner kita di India juga memberikan masukan terus kepada kami," kata Direktur ABM Investama Adrian Erlangga secara virtual, Jumat, 7 Mei 2021.

Selain itu, Adrian menegaskan bila kebutuhan energi di India masih jalan, pabrik juga masih beroperasi, sehingga pihaknya masih terus melakukan suport batu bara hingga saat ini.

"Jadi buat kita pasar India itu masih bisa bertahan," ujarnya.

Meski demikian, perseroan mengaku pihaknya memiliki beberapa negara ekspor lainnya apabila India memilih untuk menutup sementara permintaan baru bara dari Indonesia, seperti China, Thailand dan Vietnam.

"Masih ada juga pasar domestik Indonesia jadi kalau India slow down, anytime kita bisa langsung mengarahkan ke pasar yang lain," tuturnya.

Tak hanya itu, Adrian juga menyebut perang dagang yang terjadi antara China dengan Australia, membuat negara Tirai Bambu tersebut menyerap kebutuhan batu bara dari negara lain, salah satunya Indonesia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya