PLTSa Ditargetkan Bakal Dibangun di 12 Kota

Dikatakan jika proyek PLTSa Benowo di Surabaya menjadi proyek pertama PLTSa yang diresmikan. Pembangkit ini juga menggunakan konsep zero waste melalui proses gasifikasi.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Mei 2021, 23:28 WIB
Presiden Joko Widodo meresmikan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Benowo Surabaya, Kamis, 6 Mei 2021. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta Pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) direncanakan akan dibangun di 12 lokai atau kota di Indonesia. Proyek PLTSa Benowo di Surabaya menjadi proyek pertama PLTSa yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini memastikan, pihaknya akan mendukung keberadaan pembangkit energi baru dan terbarukan ini.

Dikatakan jika proyek PLTSa Benowo di Surabaya menjadi proyek pertama PLTSa yang diresmikan. Pembangkit ini juga menggunakan konsep zero waste melalui proses gasifikasi.

"Kami kemarin hadir di acara peresmian PLTSa Benowo Surabaya yang hasilkan listrik sekitar 9 Mega Watt (MW) dan kami hadir di sana tunjukkan komitmen PLN pada tenaga listrik dari EBT, kami menjadi off taker (pembeli listriknya)," jelas dia dalam diskusi bertema 'Program Co-Firing dan Konversi EBT', Jumat (7/5/2021).

Dikatakan jika keberadaan PLTSa Benowo akhirnya terwujud setelah melalui berbagai upaya bertahun-tahun.

Khusus di Benowo disebutkan jika selama ini produksi sampah di Surabaya mencapai 4.000 ton per hari. Namun, hanya sebesar hanya 1.000 ton per hari yang bisa dimanfaatkan atau terserap untuk kebutuhan PLTSa Benowo berkapasitas 9 MW.

Sementara masih ada sisa 3.000 ton sampah potensial yang belum terserap per harinya. Sisa sampah ini yang disebutkan akan terus diupayakan kembali bisa diolah sebagai sumber energi listrik.

Zulkifli mengatakan, saat ini sedang dilakukan diskusi untuk pemanfaatan 3.000 ton sampah tersebut. Salah satu caranya menurutnya yaitu dengan mengolah sampah menjadi biomassa atau pelet sebagai bahan baku untuk co-firing PLTU.

Co-firing merupakan proses menambahkan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau campuran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

PLN menurutnya sangat terbuka dalam melakukan kerja sama di waktu-waktu yang akan datang. Karena PLTSa dan co-firing, selain memproduksi listrik, menurutnya juga bisa menjadi solusi lingkungan.


Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Bertambah Lagi di Jawa Timur

Jokowi meresmikan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di TPA Benowo Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Presiden Joko Widodo meresmikan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Benowo Surabaya, Kamis, 6 Mei 2021. Turut hadir Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.

Keberadaan PSEL bentuk dukungan pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan, salah satunya dengan melakukan pembelian energi listrik berbasis sampah.

"PLTSa Benowo ini termasuk salah satu program pemerintah-percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis teknologi ramah Lingkungan. Dalam hal ini PLN mendukung penuh pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan dengan pembelian energi listrik berbasis sampah," kata Zulkifli dalam keterangannya, Jumat (7/5/2021).

Pembangkit listrik dengan bahan bakar sampah kota yang terletak di TPA Benowo ini berkapasitas 9 MW. Ini merupakan PLTSa kedua yang beroperasi di Jawa Timur setelah sebelumnya pada November 2015 beroperasi PLTSa Benowo 1,65 MW dengan teknologi Sanitary Landfill.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya