Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan alat GeNose C19 untuk mendeteksi seseorang positif atau negatif Covid-19 kini digunakan sejumlah hotel, termasuk yang berada di bawah naungan Accor Group.
Penggunaan GeNose C19 juga merupakan salah satu bentuk upaya pemulihan sektor pariwisata, sekaligus mendukung produk lokal. Hal tersebut disampaikan Senior Vice President Operations and Government Relations Accor Indonesia dan Malaysia, Adi Satria.
Baca Juga
Advertisement
"Kami mendukung pengenalan terhadap GeNose 19 yang diharapkan mampu membatasi penyebaran virus covid-19 melalui program testing dan tracing agar mendorong pemulihan sektor pariwisata dari lebih 130 hotel Accor di Indonesia," kata Adi dalam acara Komitmen Accor pada Pemulihan Sektor Pariwisata serta Dukungan bagi Gerakan Nasional, Jumat, 7 Mei 2021.
Menurutnya, Accor Group berencana menghadirkan GeNose di seluruh jaringan hotel mereka di Indonesia.
"Kami akan roll out, bekerja sama dengan Eko Fajar karena produksinya lebih cepat dan lebih baik. Tentunya untuk mendukung program tracing agar tamu-tamu kami merasa aman dan nyaman dalam berkegiatan di hotel-hotel kami," kata Adi.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, alat GeNose C19 merupakan hasil kreativitas dan inovasi yang patut dibanggakan dan dukung. "GeNose C19 sebagai alat pendeteksi Covid-19 pertama buatan Indonesia berbasis embusan napas karya peneliti Universitas Gadjah Mada. GeNose tentu mampu mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ke depannya," ujar Sandiaga dalam sebuah video.
Hal senada disampaika, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Sapta Nirwandar. "Yang datang dites negatif, dan yang melayani pun dites negatif. Kehebatan GeNose ini kan bisa lebih cepat, harganya kompetitif," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan Produksi
GeNose C19 merupakan pengendus elektronik cepat berbiaya rendah dengan sensitivitas tinggi. Sebelum membuat GeNose,Ketua Konsorsium Produksi GeNose C19, Eko Fajar Nur Prasetyo, mengatakan memiliki lima sasaran.
"Sebuah alat pendeteksi pengidap Covid-19 pertama yang cukup akurat, cepat, aman, berbiaya rendah, dan skalable," ujar Eko. Dengan biaya rendah, tes GeNose C19 "tidak akan membebani masyarakat."
"Tantangan kami saat ini adalah kami baru bisa memproduksi sangat terbatas, yaitu dua ribu unit per bulan. Pada Juli, kami akan meningkatkan produksi hingga 5000, hingga 10 ribu unit per bulan," tutur Eko yang berharap kelangkaan alat GeNose C19 bisa teratasi.
Advertisement