Lonjakan Kasus COVID-19, Melihat Empat Fakta Menarik Ekspor Batu Bara ke India

Lonjakan kasus COVID-19 di India menjadi perhatian global. Salah satunya perusahaan yang mengekspor batu bara ke India. Lalu bagaimana dampak dan antisipasinya?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Mei 2021, 12:50 WIB
Kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi kapal nelayam saat hendak bersandar ke Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merde

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan kasus positif Covid-19 di India membuat sejumlah perusahaan yang melakukan ekspor harus menyiapkan strategi terbaru. Hal ini tak terlepas dari antisipasi kendala pengiriman yang mungkin tertunda dengan sejumlah kebijakan negara Bollywood tersebut.

Salah satu sektor yang melakukan ekspor ke India ialah tambang batu bara. Menjadi bahan baku penunjang energi, beberapa perusahaan menegaskan bila pihaknya masih melakukan pengiriman seperti biasa.

Namun, tak sedikit pula perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan ekpor ke negara lain karena kendala yang terjadi akibat kenaikan kasus positif Covid-19 di India.

Untuk lebih lengkapnya, Liputan6.com telah merangkum sejumlah fakta menarik terkait hal ini. Berikut ulasannya, Sabtu (8/5/2021):

1. PT Indika Energi Tbk (INDY)

Melihat lonjakan kasus positif Covid-19 di India, PT Indika Energy Tbk (INDY) berencana menyasar sejumlah negara lain di Asia Tenggara sebagai tujuan ekspor batu bara. Hal ini sebagai langkah antisipasi perseroan terhadap potensi terganggunya ekspor.

"Selama ini ekspor ke India dari Kideco sebesar 10 persen. Hingga saat ini kita belum menerima permintaan pembatalan pengiriman batu bara," kata Direktur PT Indika Energy Tbk Retina Rosabai.

Retina mengaku, Indika Energy telah memiliki sejumlah negara tujuan lain sebagai peralihan ekspor ke India.

"Dengan marketing network kita yang cukup baik selama ini, kita harap ekspor yang ke India itu kita alihkan ke China atau negara lainnya yang telah menjadi klien kita selama ini,” kata dia.

Adapun saat ini permintaan batu bara dari China dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya tengah meningkat. Keadaan ini yang memberi peluang bagi perseroan untuk menyasar negara lain untuk tujuan ekspor batu bara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


2. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

PT Adaro Energy Tbk menegaskan bila pihaknya akan tetap memenuhi kebutuhan konsumen sesuai kontrak yang telah dilakukan, termasuk untuk ekspor.

"Adaro telah memiliki kontrak dengan para customer dan akan memenuhi kebutuhan sesuai kontrak," kata Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira kepada Liputan6.com.

Khusus India, distribusi yang dilakukan Adaro Energy pada kuartal I 2021 mencapai 10 persen dari total penjualan perusahaan secara keseluruhan.

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," tuturnya.

 


3. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menegaskan, meningkatnya kasus Covid-19 di India tak banyak berpengaruh pada ekspor perseron ke negara tersebut. Ia mengatakan, ekspor batu bara ke Negeri Bolywood itu tetap berjalan lancar.

"Kita tahu bahwa di India sekarang covid-19 lagi tinggi-tingginya. Tapi sampai saat ini penjualan kita ke India masih dijalankan, masih tidak terganggu. Jadi shipment kita yang sudah committed ke India alhamdulillah masih sesuai jadwal,” ujar Direktur Utama Baramulti Suksessarana Widada.

Direktur BSSR, Dido Anasrul memaparkan, penjualan tahun lalu masih didominasi oleh domestik sebesar 38,24 persen. “Di tahun 2020, selain domestik tujuan terbesar kita adalah ekspor ke India, China dan Korea Selatan dan negara lainnya,” kata Dido.

Rinciannya, China sebesar 23,82 persen, India 21,40 persen, Korea Selatan 3,51 persen, dan negara lainnya (Vietnam, Filipina, Jepang dan Taiwan) sebesar 13,03 persen.


4. PT ABM Investama Tbk (ABMM)

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Tak mengalami gangguan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menegaskan masih ekspor ke India hingga saat ini. "Tahun lalu India sempat menutup (ekspor) di bulan April. Tahun ini kebijakan itu tidak diambil oleh pemerintah India, sehingga kita monitor terus, partner kita di India juga memberikan masukan terus kepada kami," kata Direktur ABM Investama Adrian Erlangga secara virtual, Jumat, 7 Mei 2021.

Selain itu, Adrian menegaskan, kebutuhan energi di India masih jalan, pabrik juga masih beroperasi, sehingga pihaknya masih terus memasok batu bara hingga saat ini.

"Jadi buat kita pasar India itu masih bisa bertahan," ujar dia.

Meski demikian, perseroan mengaku pihaknya memiliki beberapa negara ekspor lainnya apabila India memilih untuk menutup sementara permintaan baru bara dari Indonesia, seperti China, Thailand dan Vietnam.

"Masih ada juga pasar domestik Indonesia jadi kalau India slow down, anytime kita bisa langsung mengarahkan ke pasar yang lain," tuturnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya