Liputan6.com, D.C - Operator jaringan pipa distribusi bahan bakar minyak Amerika Serikat (AS), Colonial Pipeline, telah menghentikan operasi seluruh jaringannya yang menjadi sumber dari hampir separuh pasokan bahan bakar di Pantai Timur AS.
Langkah itu diambil setelah sebuah serangan siber yang diduga disebabkan oleh ransomware yaitu serangan yang meminta uang tebusan.
Advertisement
Perusahaan itu menyalurkan 2,5 juta barel bensin, diesel, avtur, dan produk bahan bakar minyak (BBM) lain melalui jalur pipa sepanjang 8.850 km yang menghubungkan kilang-kilang BBM di Pantai Teluk ke AS bagian timur dan selatan.
Dalam pernyataanya, Colonial mengatakan pihaknya menghentikan sistem itu untuk mengendalikan ancaman, setelah mengetahui tentang serangan itu pada Jumat (7/5).
Menurut Colonial, langkah itu menyebabkan penangguhan operasi dan berdampak pada sebagian sistem teknologi informasi (TI).
Simak video pilihan berikut:
Tahap Awal Penyelidikan
Penyelidikan pemerintah AS masih dalam tahap awal. Namun, seorang mantan pejabat pemerintah AS dan dua sumber industri mengatakan para peretas kemungkinan besar merupakan kelompok kriminal siber profesional. Mantan pejabat itu mengatakan, para penyelidik sedang mempelajari apakah sebuah kelompok yang dijuluki "DarkSide" berada di balik serangan itu.
Administrasi Keamanan Transportasi AS mengatakan kepada Reuters pihaknya bekerja sama dengan instansi-instansi lain untuk menangani situasi itu.
Colonial tidak memerincikan lebih jauh ataupun mengatakan berapa lama jaringan pipa itu akan ditutup.
Advertisement