Saat Data Ekonomi RI Kuartal I 2021 Bayangi Pasar Saham

Pada pekan ini, Ashmore Asset Management Indonesia menyoroti data ekonomi Indonesia yang baru dirilis seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mei 2021, 22:51 WIB
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,12 persen pada 3-7 Mei 2021. IHSG melemah ke posisi 5.928,30 dari posisi pekan lalu 5.995,61.

Di tengah IHSG yang alami koreksi pada pekan ini, investor asing melakukan aksi beli. Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, aksi beli investor asing tercatat USD 71 juta atau sekitar Rp 1,01 triliun (asumsi kurs Rp 14.292 per dolar AS).

Pada pekan ini, Ashmore Asset Management Indonesia menyoroti data ekonomi Indonesia yang baru dirilis seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2021. Ashmore Asset Management melihat ekonomi Indonesia ada peningkatan dari koreksi dalam yang terjadi pada 2020.

Namun, hal yang perlu dicatat, belanja pemerintah pusat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah naik 15,6 persen yoy. Akan tetapi, Ashmore masih melihat dampaknya ke bawah minimal sering belanja daerah lebih rendah. Hal ini dapat berpotensi menjadi katalis utama untuk pertumbuhan pada kuartal II 2021 yang diharapkan pemerintah naik 7 persen.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2021 yang masih negatif dengan minus 0,74 persen mungkin menurunkan sejumlah harapan pada 2021. Berdasarkan konsensus, PDB 4,6 persen yoy.Namun, PDB kuartal I 2021 meski negatif tapi lebih rendah dari konsensus. Hal ini seiring ada pemulihan di konsumsi swasta dan konsistensi ekspor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan lebih rendah menjadi 5,2 persen-5,8 persen dari sebelumnya 5,4 persen-6 persen.

Sentimen positif juga dari laporan terbaru BPS terkait kondisi pengangguran. Pada Februari 2021, jumlah pengangguran mencapai 19,1 juta orang karena pandemi COVID-19. Angka ini turun dari posisi Agustus 2020 sebesar 29,1 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Data Inflasi

Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Data menarik lainnya yaitu inflasi. Tercatat inflasi 0,13 persen pada April 2021. Inflasi tahun kalender Januari-April 2021 mencapai 0,58 persen dan inflasi tahun ke tahun 1,24 persen. Inflasi melemah pada April menunjukkan aktivitas konsumsi yang masih lesu pada Ramadan seiring upaya pemerintah menjaga harga. Inflasi tetap rendah dari target Bank Indonesia 2-4 persen.

"Kami melihat harapan pemerintah mendorong pertumbuhan akan terwujud pada sisa tahun 2021 dengan kuartal II 2021 sebagai ujian pertamanya,"demikian mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (9/5/2021).

Di sisi lain, ada juga risiko lebih tinggi untuk mendorong inflasi sehingga berdampak terhadap saham yang berhubungan konsumsi. Akan tetapi, ada kemungkinan sejumlah sektor bersinar seperti komoditas. Di tengah asumsi tersebut, kemungkinan suku bunga masih dipertahankan saat ini.

"Kami terus merekomendasikan lebih tinggi dari aset berisiko yang dapat memanfaatkan peningkatan inflasi dan seleksi sektor yang menguntungkan,” dikutip dari laporan Ashmore.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya