Singapura Suarakan Keprihatinan Atas Bentrok Polisi Israel Vs Warga Palestina

Kementerian Luar Negeri Singapura menyatakan keprihatinan mereka atas kekerasan dan kericuhan yang terjadi di Yerusalem.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mei 2021, 11:23 WIB
Polisi Israel menggunakan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa Palestina dari daerah dekat Gerbang Damaskus ke Kota Tua Yerusalem setelah bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa (7/6/2021). (AP Photo/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Singapura- Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) pada Minggu 9 Mei menyatakan keprihatinan mereka atas kekerasan yang terjadi di Yerusalem, di mana ratusan warga Palestina terluka akibat bentrok antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan Israel.

Selain itu, Singapura juga mendesak semua pihak dalam kericuhan itu untuk menahan diri.

"Singapura sangat prihatin dengan kekerasan yang telah terjadi di Yerusalem, termasuk di Haram al-Sharif atau Temple Mount dan di Sheikh Jarrah dalam beberapa hari terakhir," kata MFA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (10/5/2021).

"Kami berharap mereka yang terluka sembuh total," tutur MFA dalam pernyataannya.

"Kami sangat mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghentikan semua kekerasan," kata MFA.

Disampaikan juga oleh MFA, bahwa "Semua pihak harus menahan diri dari tindakan apa pun yang akan semakin meningkatkan ketegangan."

Diketahui bahwa protes di Yerusalem pecah tiga pekan lalu pada awal Ramadhan, ketika Israel membatasi pertemuan warga Palestina di tempat yang populer di luar Kota Tua tersebut.

Saksikan Video Berikut Ini:


200 Orang Terluka dalam Bentrokan Antara Polisi Israel-Warga Palestina

Polisi perbatasan Israel berjagaselama bentrokan di luar Kota Tua Yerusalem, Kamis (22/4/2021). Ketegangan menyusul serangkaian konfrontasi kekerasan antara pemuda Yahudi dan Palestina yang mendokumentasikan beberapa serangan dalam video TikTok. (AP Photo/Ariel Schalit)

Penghapusan pembatasan sempat menenangkan situasi, meskipun protes yang pecah dalam beberapa hari terakhir atas ancaman penggusuran warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem timur, yang diklaim oleh kedua belah pihak dalam konflik yang berlangsung selama beberapa dekade.

Lebih dari 200 orang terluka pada Jumat (7/5) menyusul bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa dan di tempat lain di Yerusalem.

Polisi Israel memasuki kompleks tersebut setelah para pengunjuk rasa diduga melemparkan batu dan kembang api ke arah mereka, melukai 17 petugas.

Kompleks masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan juga situs tersuci bagi umat Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.

Konflik tersebut memicu kecaman dari sekutu negara-negara Arab, dan seruan untuk tenang dari Amerika Serikat, Eropa, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Puluhan orang Palestina juga terluka dalam bentrokan yang mulai pada Sabtu (8/5), saat umat Islam menyambut hari Laylat al-Qadr, atau "malam takdir" - periode paling suci Ramadhan.

Palang Merah Palestina melaporkan bahwa banyak yang terluka terkena peluru karet dan granat kejut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya