Dirut Bulog Budi Waseso: Pasokan dan Harga Pangan Terjaga Selama Pandemi Covid-19

Buwas yakin Bulog akan menjadi perusahaan pangan yang unggul, terpercaya dan terdepan dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan.

oleh Athika Rahma diperbarui 10 Mei 2021, 11:50 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) merayakan hari ulang tahun yang ke-54 pada Senin (10/5/2021). Perayaan tersebut dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Perum Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, setelah lebih dari setengah abad, Bulog masih menjadi bagian perjalanan Indonesia untuk menjaga 3 pilar ketahanan pangan yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas pangan.

Di tengah pandemi Covid-19, lanjutnya, Bulog telah berkontribusi dalam penanganan dan pemulihan ekonomi nasional.

"Hal ini dibuktikan dengan terjaganya stabilitas pasokan dan harga pangan secara baik tanpa ada gejolak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh insan Bulog yang telah berdedikasi dan konsisten dalam berbagai masa sulit pandemi untuk tetap menjaga pilar ketahanan pangan," ujar pria yang akrab disapa Buwas ini.

Buwas berharap, capaian tersebut tidak membuat insan Bulog cepat berpuas diri, namun justru menjadi tantangan untuk selalu melakukan perbaikan serta peningkatan kinerja memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa di bidang pangan.

"Kami menyadari bahwa tantangan hulu ke hilir komoditas pangan dari masa ke masa akan semakin menantang," lanjutnya.

Kendati, dengan komitmen dan semangat serta kesatuan tekad untuk terus maju, Buwas yakin Bulog akan menjadi perusahaan pangan yang unggul, terpercaya dan terdepan dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan.

"Adanya tantangan yang kita hadapi dalam pengelolaan pangan dari hulu ke hilir, hendaknya tidak menjadi hambatan namun menjadikannya dorongan bagi kita dalam membangun soliditas tim untuk mengatasi setiap tantangan dan persoalan yang dihadapi, sesuai dengan tema HUT tahun ini yaituSatu Tekad Untuk Ketahanan Pangan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bulog Proyeksikan Stok Beras Capai 1,4 Juta Ton hingga Akhir 2021

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memperkirakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog bakal mencapai 1,4 juta ton hingga Juni 2021.

Stok ini dihitung dari sisa cadangan tahun lalu sebesar 800 ribu ton, dan penyerapan hingga Mei 2021 yang diprediksi mencapai 600 ribu ton.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal memprediksi, stok cadangan beras sebesar 1,4 juta ton juga dapat tercapai hingga akhir tahun ini. Proyeksi itu keluar sesuai dengan perhitungan penyerapan per bulan dan prediksi musim panen yang telah disusun Perum Bulog.

"Total kan target 1,4 juta ton satu tahun. Bukan target sebenarnya, lebih kepada proyeksi untuk estimasi penyerapan kita itu 1,4 juta ton selama satu periode tahun," ujar Iqbal kepada Liputan6.com, Sabtu (24/4/2021).

Secara estimasi, Iqbal menjelaskan, Bulog memang memiliki penugasan untuk menjaga stok cadangan beras pemerintah di kisaran 1-1,5 juta ton. Kebijakan ini telah diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) pada 2018 lalu.

Pasca musim panen tahun ini berakhir, dia memastikan Bulog akan terus menyalurkan beras ke hilir sehingga ketersediaannya di pasar domestik tetap tercukupi.


Kendala Distribusi

Namun, Iqbal mengakui Bulog masih mengalami kendala dari sisi hilir atau pendistribusiannya. Sebab beras CBP yang dikelola selama ini harus melalui penugasan pemerintah untuk dapat keluar dari gudang.

"Jangan pernah berpikir bahwa setelah itu (musim panen berakhir) macet, stok itu dibiarkan tidak digunakan. Sebetulnya stok Bulog itu idealnya memang terjadi perputaran sesuai kebutuhan, tidak seperti in-out langsung," ungkapnya.

"Jadi setelah bulan Mei pun akan ada pemasukan, tetap akan ada pengeluaran, sehingga beras itu relatif bisa dijaga kesegarannya. Tapi intinya stok itu akan senantiasa ada di atas 1 juta ton," tegas Iqbal. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya